Sayangkan Banyak Jalan Berlubang di Bali, Parta: Ini Pembiaran

Gianyar, diaribali.com–
Anggota DPR RI dapil Bali I Nyoman Parta menyayangkan banyaknya jalan rusak atau berlubang di berbagai daerah di Bali. Hal ini ditengarai kuota kendaraan di Bali yang belum jelas akibat tidak teregisternya jumlah kendaraan yang ada.
Hal tersebut disampaikan politisi PDIP asal Desa Guwang, Sukawati, Gianyar saat menerima aspirasi Forum Perjuangan Driver Pariwisata Bali bersama Anggota Komisi VI DPR RI I Nengah Senantara pada Jumat (14/2) di Barong Stage Bale Kulkul, Gianyar.
Parta menyebutkan saat dirinya hendak ke Bandara Internasional Ngurah Dari dari kediamananya di Gianyar banyak jalan berlubang di jumpai.
“Kalau saya berangkat dari rumah menuju bandara ada seket (50) nepuk jalan berlubang sepanjang Gianyar-Ngurah Rai,” terangnya menyayangkan.
Parta menambahkan, banyak kendaraan berplat luar yang beroperasi di Bali sebagai driver pariwisata. Hal ini sangat merugikan Bali, selain dari sisi pajak, hal ini berpengaruh juga terhadap pasokan BBM yang dialokasikan untuk Bali oleh Pertamina.
“Sudah banyak jalan rusak, banyak kendaraan luar beroperasi di Bali. Ini pembiaran namanya.
Mereka merumput di Bali, buang gas di Bali, membayar pajaknya ke luar, ini ga bener. Lantas bagaimana dengan mobil plat Bali beroperasi di luar? Ya mereka juga harus taat aturan saat di luar begitu pun mereka saat di Bali,” paparnya.
Banyak mobil plat luar di Bali, lanjut Parta, pernah dibuktikan saat dirinya hendak memesan driver online dari RS Bali Mandara menuju kediamannya yang dipesan adiknya. Saat memesan driver tertera mobil dengan plat DK, namun yang datang ke tempat memesan mobil plat luar.
“Ini tindakan melanggar hukum, tidak benar ini. Ini harus ditertibkan. Bali perlu meregister mobil yang ada di Bali agar ada data kendaraan di Bali,” imbuhnya.
Ia menilai, jalan di Bali merupakan jalan desa yang dikotakan. Jalannya kecil sedangkan kendaraanya banyak. Ini perlu ditertibkan, kita harus tau kouta kendaraan di Bali berapa.
Selain itu, Parta juga miris melihat ada kendaraan tanpa plat lalu lalang di jalan raya. “. Pernah saya melihat mobil tanpa plat di belakang, saya berpikir mungkin hilang 1, ternyata plat depan juga ga ada, dadi masih di Bali. Apa gen dadi di Bali (apa saja boleh di Bali),” kesal Parta memungkasi. (Art)