Satukan Pasemetonan, Keturunan Dalem Sukawati, Desa Gegelang Gelar Plebon Massal

MANGGIS, DiariBali –
Keturunan Dalem Sukawati (KDS), Desa Gegelang, Kecamatan, Manggis, Karangasem sukses menggelar upacara plebon (pitra yadnya), Kamis (25/7/2024). Adapun tingkatan upacara yang dilaksanakan yaitu Asti Wedana (sawa perteka) dengan tingkatan yadnya utama.
Dadia yang beranggotakan 150 KK ini bahu-membahu melalui semangat gotong-royong menyiapkan yadnya ini sejak tiga bulan lamanya dengan jumlah sawa yang diaben berjumlah 22 sawa dengan biaya sebesar Rp 20 juta per sawa. Estimasi biaya yang dihabiskan plebon ini kurang lebih Rp 700 juta.
Prawartaka Karya Dewa Komang Parwata memaparkan, yadnya ini diawali proses perencanaan kurang lebih sejak tiga bulan, dari hasil rapat sepakat untuk melaksanakan tingkatan utama. Dengan plebon massal ini diharapkan dapat meringankan beban warga, dan merangkul pula krama dadia yang sebelumnya sudah melaksanakan ngaben terlebih dahulu, dan kini bisa bersama dalam proses upacara Atma Wedana (ngeroras) yang bakal digelar pada (8/8) mendatang.
Parwata menambahkan, konsep ngaben massal memiliki makna mempersatukan satu paiketan pasemetonan. Cakupan yang lebih luas menyatukan untuk pasemetonan tingkat desa, maupun menyatukan krama yang merantau di luar Bali. Melalui yadnya ini krama bisa bertemu, bercengkrama dan menjalin silahturahmi sehingga kesatuan dalam paiketan tambah erat.
“Tentu dengan melihat dan mengatur perjalanan ini, ngaben massal ini mampu meringankan krama dalam hal biaya. Semoga dengan suksesnya plebon ini ke depan paiketan pasemetonan semakin erat dan semangat kebersamaan tetap terjaga untuk pelaksanaan yadnya-yadnya berikutnya,” harap mantan Perbekel Desa Gegelang ini.
Disebutkan dari total urunan yang terkumpul sebanyak Rp 440.000.000, jumlah ini tentu kurang untuk plebon ini. Dari kekurangan biaya plebon ini bakal tertutupi oleh krama yang ikut bergabung dalam upacara ngeroras dengan urunan Rp 7 juta per sawa, dengan total jumlah yang ikut ngeroras sebanyak 32 orang. Jadi kalau ini terkumpul semua akan tertutupi masalah biaya hingga selesai upacara dari ngaben, ngeroras, hingga ngenteg linggih.
Partisipasi masyarakat, lanjut Parwata, dalam yadnya yang besar ini, peran serta masyarakat sangat membantu, baik dari segi tenaga, materi maupun dukungan moral. Partisipasi pasemetonan maupun krama Banjar Gegelang sangat kompak untuk menyukseskan plebon ini. Selain peran serta secara tenaga, juga dukungan
spirit menyama braya.
“Tidak lupa kami mengucapkan kepada seluruh komponen pasemetonan dan masyarakat, yang telah membantu berupa materi dan moral dalam rangka menyukseskan upacara ini, tak lupa kami meminta maaf jika ada kekurangan tempat maupun pelayanan dan tutur kata yang kurang berkenan mohon maaf, serta mohon doa restu agar upacara berjalan lancar,” imbuhnya.
Lebih jauh disampaikan, plebon massal terakhir yang digelar Pasemetonan Dalem Sukawati yaitu 16 tahun silam.
Tergolong lama, pasalnya mengingat jumlah sawa juga yang diaben juga menjadi pertimbangan. Karena semakin banyak sawa semakin sedikit urunan yang dikeluarkan krama.
Adapun runtutan upacara sebelum hari puncak juga digelar upacara ngulapin di segara, nebusin, ngebet, ngaskara, mepeed dan ngening pada puncak acara sebelum ke setra dengan tujuan agar hening dan tenang dalam melaksanakan puncak upacara plebon ini. (TUM)