Ratusan Siswa SD Belajar Budaya di KEK Kura-Kura Bali

DENPASAR, diaribali.com – PT Bali Turtle Development (BTID) sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat, khususnya Desa Serangan dengan menyediakan sebuah galeri sebagai wadah untuk belajar pelestarian sejarah budaya Bali.

Sebanyak 207 murid dari SD Negeri 3 Serangan, mengikuti pengenalan Bali Abode Galeri dan Bahasa Bali yang difasilitasi oleh BTID yang bertujuan untuk memperkenalkan isi Galeri Abode yang memamerkan patung, gamelan, dan pakaian daerah khususnya di Bali dan mempelajari dongeng Bali sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah.

“Sebagai bentuk kontribusi kami dari BTID, kami ingin mendekatkan anak-anak dan juga warga dengan KEK Kura-kura ini sendiri,” kata Head of Communications and Community Relations, Zakki Hakim, Jumat (6/10/2023) di Gedung U-Shape dan Auditorium Kampus UID Bali.

Bali Abode Galeri, katanya, diperuntukkan sebagai wadah untuk mempelajari budaya Bali, khususnya kepada anak-anak, agar mengenal budayanya sejak dini, sehingga seni dan budaya Bali tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

“Kita kenalkan sejak dini agar mereka dapat memahami sejarah, akar budaya dan asalnya. Selain itu, adanya Bali Abode Galeri bisa menunjukan kepada anak-anak bahwa Bali kaya akan budaya, baik dari pakaian, gamelan, dan juga wayangnya,” jelas Zakki.

Ia melanjutkan, selain kegiatan pengenalan Bali Abode Galeri, juga dilakukan kegiatan pengenalan budaya Bahasa Bali dan melestarikan bahasa Bali. “Kita mau melestarikan penggunaan bahasa bali terhadap anak-anak muda khususnya yang ada di Serangan,” ujarnya.

Ia menambahkan, agar dapat menggetuk tularkan rasa cinta terhadap budaya Bali sejak dini, pihkanya mengundang maestro Made Taro, Gede Armada dan Made Armada.

Pada kesempatan yang sama, Kepala SD Negeri 3 Serangan I Kadek Arta mengucapkan terima kasih kepada pihak BTID sudah memberikan kesempatan kepada muridnya untuk berkunjung ke Abode Galeri sehingga mereka medapatkan pengalaman dan belajar tentang budaya Bali sejak dini.

“Dengan pengalaman ini, mereka bisa tahu bagaimana ke depan untuk mengajegkan Bali melalui mesatwa dan tahu sejarah mereka, jangan sampai mereka tidak tahu sejarahnya sendiri,” ujarnya.

Ia berharap, ke depan sinergi dengan BTID tetap berjalan, karena menurutnya, selain memiliki modal fisik, social dan budaya juga memiliki modal lingungan. “BTID sangat mensupport kami, tidak hanya kegiatan ini, kami juga sebelumnya difasilitasi untuk pelatihan matematika gasing,” pungkasnya. Zor