Raih Gold Award Asia, Mahasiswa Arsitek Unwar Berkesempatan Rebut Beasiswa Harvard University

20250127_170116
Putu Eka Budiarta, Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Warmadewa.

DENPASAR,DiariBali.com-
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Indonesia di kancah internasional. I Putu Eka Budiarta, mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Warmadewa (Unwar) , berhasil meraih Gold Award dalam ajang bergengsi Asia Young Designer Award (AYDA) 2024/2025.

Dengan pencapaian ini, Eka akan mewakili Indonesia di tingkat Asia dan bersaing dengan 16 peserta lain dari berbagai negara untuk memperebutkan hadiah utama berupa beasiswa ke Harvard University.

Mengusung proyek bertema “Improving the Welfare of the Population While Preserving the Environment”, Eka sukses memikat hati para juri. Inovasi dan dedikasinya pada keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan menjadi kunci keberhasilannya meraih penghargaan tertinggi. Selain itu, Eka juga mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai Rp20 juta dan kesempatan untuk magang di kantor arsitek nasional ternama.

Eka mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh dosen pembimbing, keluarga, dan teman-teman yang telah mendukungnya selama pengerjaan project. Ia pun merasa senang karena bisa turut membawa nama Unwar ke kancah international.

Diungkapkan, pada tahap awal peserta yang mengikuti lomba ini sebanyak 300 peserta. Kemudian dipilih 10 besar finalis dari 2 kategori. 5 orang finalis kategori arsitektur dan 5 orang finalis interior design. Ia mengaku telah mempersiapkan lombanya sejak mengikuti pertukaran pelajar ke University Tunku Abdul Rahman di Malaysia.

Awalnya yang dipersiapkan adalah tugas seminar proposal untuk semester 7 di Unwar. Kemudian setelah agenda coaching session AYDA Awards di Jakarta, akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan project seminar proposal tersebut dengan judul “Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Wisata Kreatif di Desa Pejaten, Tabanan-Bali” atau yang disebut sebagai “Community Revival”.

BACA JUGA:  Tiga Kabupaten, Sebaran Peserta KKN IPE Poltekkes Kemenkes Denpasar 2025

“Tema saya sebetulnya soal pemberdayaan masyarakat. Mungkin aneh kenapa arsitek memikirkan isu seperti ini. Tetapi kenyataannya saat ini industri pariwisata hanya menguntungkan investor saja. Meskipun ada program desa wisata, tetapi banyak yang hanya berupa jargon saja. Di proyek ini, saya mengusulkan sebuah fasilitas yang berasal dari masyarakat dan memberdayakan apa yang sudah dikuasai oleh masyarakat Desa Pejaten yaitu kerajinan tanah liat. Bergerak dari situ, programnya adalah mengangkat kelebihan ini dengan menambahkan value dari industri yang sudah ada,” ungkapnya.

Kemudian persiapan setelah coaching session tersebut terbilang cukup singkat, kurang dari 1 bulan dimulai dari pertengahan bulan Desember 2024 hingga pertengahan bulan Januari 2025. “Dalam rentang waktu ini saya mempersiapkan semua berkas desain yang dibutuhkan untuk Awarding session yang dilaksanakan di tanggal 21-23 Januari 2025,” ujarnya.

Meskipun waktunya singkat, namun dengan ketekunan dan dukungan dari semua pihak ia berhasil meraih Gold Award dalam ajang bergengsi Asia Young Designer Award (AYDA) 2024/2025 tersebut. (Art)