PNB Gelar Media Gathering, Perkuat Sinergi dengan Media Massa

Bagikan

DENPASAR-DiariBali

Sebanyak 400an beasiswa berupa Kartu Indonesia Pintar untuk Kuliah atau KIP K yang disediakan Politeknik Negeri Bali (PNB) belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini diungkapkan Direktur PNB I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom dalam acara Media Gathering, Jumat (12/11) di Denpasar. “Dari 400-500 KIP K ini baru sekitar 80 persennya terisi. Jadi masih banyak yang belum terisi,” jelas Abdi.

Padahal menurut Abdi, beasiswa ini sangat penting dan dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan akademik bagus namun secara ekonomi masuk dalam golongan tidak mampu. Penerima KIP K yang dulunya bernama Bidik Misi ini bebas bayar uang kuliah hingga tamat/lulus dan mendapatkan uang saku tiap bulannya.

Oleh karena itu, Abdi berharap para siswa bisa memanfaatkan program ini dengan baik. “Jadi kalau ini bisa dimanfaatkan dengan baik akan sangat besar dampaknya,” tambah Abdi. Penyebab belum maksimalnya beasiswa ini menurut Abdi karena masih kurangnya informasi kepada masyarakat khususnya para siswa. Untuk itu, pihaknya terus berupaya untuk memberikan informasi kepada sekolah-sekolah baik SMA atau SMK untuk bisa disosialisasikan kepada guru dan siswa.

“Nanti sekolah yang mengusulkan, kita di PNB tinggal persetujuannya,” tambah Abdi. Melihat besarnya manfaat KIP K dalam meningkatkan SDM dan ekonomi penerima beasiswa. Sebab dari pengalaman, mahasiswa penerima beasiswa setelah tamat bisa berkembang. Bahkan setelah bekerja bisa membantu ekonomi orangtuanya. Karena itu pihaknya terus mendorong agar beasiswa ini bisa maksimal dimanfaatkan.

Di sisi lain, Abdi mengatakan minat warga kuliah di PNB terus meningkat. Jumlah mahasiswa saat ini sekitar 6.300-an pada 19 prodi. Pengembangan ke depan, PNB menempuh sistem jemput bola dengan buka lagi pendidikan di beberapa kabupaten untuk mendekatkan siswa dengan tempat kuliah serta agar bisa lebih murah.

“Saya ingin PNB jadi milik masyarakat agar bisa memajukan SDM,” tambahnya. Mewakili media Pemred Bali Post Dira Arsana memuji langkah PNB bersinergi dengan media dalam memperluas informasi khususnya bidang pendidikan. Penerima KIP K yang dulunya bernama Bidik Misi ini selain bebas bayar uang kuliah sampai tamat juga mendapatkan uang saku tiap bulannya. “Jadi kalau ini bisa dimanfaatkan dengan baik akan sangat besar dampaknya,” tambah Abdi.

Namun sayangnya peluang ini belum maksimal diisi. Hal ini kemungkinan karena belum banyak yang tahu. Karena itu pihaknya sudah menginformasikan ke sekolah-sekolah (SMA dan SMK) agar bisa disampaikan ke guru dan siswa. “Nanti sekolah yang mengusulkan, kita di PNB tinggal persetujuannya,” tambah Abdi.

Melihat besarnya manfaat KIP K dalam meningkatkan SDM dan ekonomi penerima beasiswa. Sebab dari pengalaman, mahasiswa penerima beasiswa setelah tamat bisa berkembang. Bahkan setelah bekerja bisa membantu ekonomi orangtuanya. Karena itu pihaknya terus mendorong agar beasiswa ini bisa maksimal dimanfaatkan.

Media gathering ini dihadiri jajaran PNB dan puluhan media dan mengangkat tema “Penguatan Kemitraan Politeknik Negeri Bali dengan Media menuju PNB Tangguh”. ZOR