Nunas Tirta Wayang sebagai “Petanggeh” Jika Belum Mampu Melaksanakan Ruwatan Sapuh Leger

I K. Satria, S.Ag., M.Pd.H,  Penyuluh Agama Kementerian Agama Kabupaten Buleleng.
I K. Satria, S.Ag., M.Pd.H, Penyuluh Agama Kementerian Agama Kabupaten Buleleng.

DENPASAR,DiariBali.com-
Mendengar rerahinan suci tumpek wayang, maka ada beberapa hal yang sangat kentara sebagai ciri-cirinya. Seram, sapuh leger, tenget dan suci. Hal ini karena tumpek wayang merupakan hari suci yang memang berkaitan dengan hal itu.

Berkaitan dengan sesuatu yang magis, karena memang hari itu dipercaya penuh dengan magis, karena hari itu bertepatan dengan hari suci kajeng kliwon (pertemuan siwa dhurga), dimana unsur-unsur Panca Maha Bhuta sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Sapuh leger juga sangat erat kaitannya dengan tumpek wayang, karena hari suci ini bertepatan dengan puncak hari pawukon wayang, yang dinyatakan bahwa mereka-mereka yang lahir di wuku ini sangat diharapkan memohon tirta penglukatan Mpu Samirana yaitu berupa penglukatan wayang sudamala (yang dikenal dengan sapuh leger).

Sapuh Leger secara etimologi bahasa berasal dari dua kata, sapuh dan leger. Sapuh berarti membersihkan, sedangkan leger atau reged berarti kotor. Sehingga Sapuh Leger memiliki arti membersihkan kekotoran yang ada dalam diri manusia.

Selanjutnya kita perlu melihat tumpek wayang sebagai hari ritual
pembersihan. Sebab, diyakini mereka yang lahir pada wuku wayang disebut mengalami goncangan energi sehingga membuat penderitaan. Ruwatan atau di Bali dikenal dengan istilah bebayuhan adalah suatu prosesi upacara yang berkaitan dengan hari kelahiran atau weton atau otonan seseorang.

Secara umum, ruwatan memiliki fungsi untuk membersihkan diri atau penyucian diri seseorang secara lahir dan batin dari pengaruh-pengaruh negatif hari kelahirannya. Warga Agama Hindu di Bali memiliki beberapa jenis ruwatan, satu di antaranya adalah Sapuh Leger.

BACA JUGA:  Alit Wiradana Hadiri Peringatan "Jaya Stambha" Prasasti Blanjong

Ruwatan ini dilakukan untuk seseorang yang kelahirannya jatuh pada Wuku Wayang (yaitu hari minggu wayang sampai pada sabtu wuku wayang). Pelaksanaan ruwatan Sapuh Leger, terdapat pada wiracarita atau Satwa yaitu kisah Bhatara Kala yang akan memakan Sang Hyang Kumara.


Singkat cerita, Bhatara Kala akan memakan adiknya, Sang Hyang Kumara. Sehingga Sang Hyang Kumara harus bersembunyi dari kejaran Bhatara Kala. Sampai suatu ketika ia berada di pertunjukan wayang, dan bersembunyi di keropak (kotak tempat penyimpanan wayang) sang dalang. Bhatara Kala tiba di tempat tersebut. Karena kelaparan, ia memakan sesajen sang dalang yang belum dihaturkan.

Sang dalang menegur Bhatara Kala, dan Bhatara Kala mengaku salah atas kelakuannya itu. Bhatara Kala kemudian memberikan anugerah sang dalang berupa kekuatan magis untuk membersihkan makhluk hidup dari segala kekotoran. Dari kisah inilah, bahwa setiap anak yang lahir di Wuku Wayang harus mendapatkan ruwatan Sapuh Leger.

 

Makna ruwatan Sapuh Leger ini membersihkan diri dari segala kekotoran akibat kelahiran di wuku wayang, sehingga bagi yang lahir pada wuku ini, sangat diwajibkan memohon pengeruwatan sapuh leger. Namun jika belum bisa melakukan itu, bisa saja memohon terlebih dahulu tirta dalang, sebagai bentuk dari petanggeh atau penundaan, sampai pada bisa melakukan upacara ini.

Orang yang lahir pada wuku ini juga disebut dengan orang yang peka dengan energi negative (melik) maka sangat perlu petebusan melik agar energinya seimbang. Jadi tumpek wayang adalah hari dimana sebagai hari puncak pertemuan panca wara dan sapta wara sebagai hari yang suci untuk memohon anugerah akibat adanya pertemuan siwa dan dhurga untuk memohon kesejahteraan hidup.

BACA JUGA:  Pengurus Pusat MGPSSR Pusat Mejaya-Jaya, Ketua: Saya Ingin Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Beasiswa

Pengejawantahan ini adalah dengan upacara pada segala bentuk ornament kesenian dan juga memohon naugerah penyucian dengan cara melakukan penglukatan bagi mereka yang lahir pada wuku wayang. Dengan melakukan ini maka anugerah kehidupan akan semakin indah, untuk keseharian yang indah dan damai dalam menjalani kehidupan. Selamat melaksanakan rahina suci tumpek wayang.