d1

Oleh: Putu Ayu Kartika Putri Saraswati

SERINGKALI kita mendengar istilah gejala stroke dan stroke ringan yang disampaikan oleh masyarakat awam saat pergi ke fasilitas kesehatan. Namun, apakah istilah ini tepat digunakan dalam menjelaskan suatu penyakit? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan gejala stroke, stroke ringan atau bahkan stroke itu sendiri? Berikut ulasan singkat mengenai stroke dan jenis-jenisnya.

Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai dengan gangguan neurologi terlokalisir atau menyeluruh yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24 jam yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah.

Ada beberapa jenis stroke yang sering ditemukan yaitu stroke non-hemoragik atau stroke iskemik dan stroke hemoragik. Perbedaan dari kedua jenis stroke ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan pencitraan kepala seperti computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI). Hasil CT-Scan atau MRI pada pasien stroke hemoragik menunjukkan gambaran perdarahan otak sedangkan pada stroke non-hemoragik tidak ditemukan gambaran perdarahan otak.

20% dari keseluruhan kasus stroke termasuk dalam stroke hemoragik yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, dan 80% adalah jenis stroke non-hemoragik atau stroke iskemik yang disebabkan oleh oklusi atau penyumbatan pembuluh darah otak akibat penyakit tertentu. Kedua jenis stroke ini sama-sama menyebabkan gangguan alirah darah yang menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak.

BACA JUGA:  Survei: Setiap Orang Bali Rutin Menggosok Gigi, Tapi Waktunya Kurang Tepat

Stroke secara umum ditandai dengan timbulnya rasa kebas atau kelemahan mendadak pada wajah, lengan atau tungkai terutama pada satu sisi; kesulitan berbicara secara mendadak; gangguan penglihatan pada salah satu atau kedua mata; gangguan keseimbangan atau koordinasi; atau nyeri kepala berat tanpa sebab yang jelas.

Stroke hemoragik memiliki spektrum manifestasi klinis yang luas dimana nyeri kepala akut, penurunan kesadaran, muntah dan peningkatan tekanan darah yang signifikan merupakan tanda yang paling sering ditemukan, yang mengarah pada gejala neurologis lokal yang akan terjadi dalam beberapa menit.

Berbagai macam gejala dapat muncul akibat stroke iskemik seperti paresis, gangguan keseimbangan, muntah hingga gangguan penglihatan. Namun, gejala yang muncul tergantung dari area otak yang mengalami gangguan. Selain dua jenis stroke diatas, ada istilah transient ischemic attack (TIA). Gejala dari TIA sendiri sama dengan stroke yaitu memiliki spektrum manifestasi klinis yang luas.

Namun, gejala yang paling sering ditemukan adalah gangguan motorik (gangguan pergerakan, kelemahan pada alat-alat gerak) dan gangguan berbicara. Berbeda dari stroke yang gejalanya dapat berlangsung lebih dari 24 jam, gejala dari TIA dapat hilang dalam 24 jam, oleh karena itu TIA biasanya sering disebut mini-stroke.

Diagnosis TIA sendiri tidak dapat langsung ditegakkan pada onset awal ditemukannya gejala, dan biasanya dapat didiagnosis setelah masa perawatan. Walaupun gejala TIA dapat pulih lebih cepat dibandingkan stroke iskemik dan stroke hemoragik, TIA harus tetap ditangani seperti stroke pada umumnya. Karena terjadinya TIA bisa merupakan awal terjadinya stroke atau dapat mengarah pada stroke berulang dengan gejala yang lebih berat. Dengan penanganan TIA yang baik dapat mencegah risiko terjadinya stroke sebesar 80%.

BACA JUGA:  90 Persen Perokok Tidak Pernah Menghubungi Layanan Berhenti Merokok

Melihat ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa istilah gejala stroke kurang tepat digunakan karena tidak termasuk salah satu kategori atau jenis stroke. Sedangkan istilah stroke ringan mungkin lebih berkaitan dengan TIA atau mini-stroke yang gejalanya lebih cepat pulih dibandingkan dengan stroke iskemik dan stroke hemoragik.*