iklan warmadewa

Malam Renungan AIDS Nusantara, Mengenang Korban dan Bangkit dari Keterpurukan

IMG-20250528-WA0081
Penyalaan Lilin saat MRAN

Badung,diaribali.com
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali bekerjasama dengan SMA Negeri 2 Kuta Utara, Badung menggelar Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) yang bertujuan untuk mengenang saudara atau sahabat kita yang menginggal  karena AIDS dan meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS, dengan fokus pada dukungan bagi Orang yang Hidup dengan HIV (ODHIV), Selasa (27/5).

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Utara I Ketut Supardanayasa,  berterima kasih atas dipilihnya sebagai tempat pelaksanaan MRAN, kegiatan ini  sebagai ajang edukasi bagi siswa/i kami. Disamping itu, sekolah kami juga ada Komunitas Siswa Peduli aAIDS dan Narkotika (KSPAN) yang beranggotakan 50 orang.

“Program anak-anak KSPAN setelah mendapatkan pelatihan, mereka ingin melakukan sosialisasi dan edukasi kepada siswa. Peran meraka sangat kami harapkan untuk mengedukasi agar siswa tahu terkait bahaya AIDS,” terangnya.

Sementara  Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali, AA Ngr Patria Nugraha, MRAN merupakan partisipasi Indonesia atas aksi global The International AIDS Candlelight Memorial yang diselenggarakan setiap tahunnya jatuh pada bulan Mei dengan tujuan sebagai bentuk peringatan dan mengenang orang yang meninggal karena HIV – AIDS, serta sebagai momen untuk menumbuhkan kesadaran dan dukungan publik terhadap epidemi AIDS khususnya di Provinsi Bali.

Tema MRAN Tahun 2025 adalah “Kita Mengenang, Bangkit dan Berjuang, Satukan Visi Menuju ENDING AIDS 2030. Tema ini memiliki makna selain untuk mengenang saudara yang meninggal karena AIDS, kita juga harus bangkit, berjuang, menuju bebas AIDS tahun 2030.

BACA JUGA:  Hingga Juli 2025, Cakupan Vaksinasi Rabies Kota Denpasar Capai 57.350 HPR

Kegiatan MRAN Tahun 2025 diikuti 100 peserta dari para pemangku kepentingan, stakeholder, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli AIDS, Forum Guru KSPAN, Para Siswa/Siswi dan aktivis kesehatan yang bergerak dalam penanggulangan AIDS di Bali.

Secara umum, tujuan MRAN adalah menyatukan semua orang dalam memikirkan dan merenungkan dampak epidemi HIV – AIDS. Selanjutnya secara khusus, kegiatan ini bertujuan: (1) Mengenang saudara kita yang telah meninggal akibat AIDS; (2) Memberikan dukungan kepada orang dengan HIV – AIDS (ODHIV); (3) Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para pihak yang telah melakukan upaya penanggulangan HIV – AIDS, (4) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap epidemi      HIV – AIDS, dan (5) Mereduksi Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHIV.

Acara tersebut berisi Refleksi MRAN 2025 oleh I Ketut Sukanata SH  dan Ni Wayan Ika Ayu Rayni sebagai narasumber. Peserta MRAN sangat antusias dan interaktif, terbukti banyak siswa bertanya dan menggali lebih banyak bahaya AIDS kepada narasumber.

Mewakili Ketua Harian Wakil Gubernur Bali Kepala Bidang P2P Pencegahan dan Pengendalian Penyakit  Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. I Gusti Ayu Raka Susanti, mengungkapkan, HIV di Bali pertama ditemukan pada tahun 1987 dengan total 32.497 kasus. Sementara data terupdate masyarakat di Bali yang berobat HIV 14.029 orang. “Jumlah itu tidak hanya masyarakat Bali saja, namun ada masyarakat luar Bali yang sengaja mengambil obat di Bali,” terangnya.

BACA JUGA:  Hingga Juli 2025, Cakupan Vaksinasi Rabies Kota Denpasar Capai 57.350 HPR

Salah satu upaya preventif yang dilakukan dalam upaya pencegahan penyebaran AIDS yaitu mewajibkan melakukan screening bagi ibu hamil.
“Bagi ibu hamil wajib untuk melakukan pemeriksaan HIV meski melakukan pemeriksaan hamil di rumah sakit swasta itu wajib,” tegasnya.

Selain mengenang saudara yang meninggal, MRAN merupakan momentum untuk evaluasi bagi komunitas, relawan atau mitra yang mendukung bahwa bahwa HIV masih ada di masyarakat sekaligus menghapus stigma terhadap ODHIV. (Art)