Lulus di Universitas Brawijaya, Gung Omika Dosen Undiknas Resmi Bergelar Doktor

Dr I Gusti Ayu Agung Omika
Dr I Gusti Ayu Agung Omika Dewi, S.E., MSA., Ak., CA., CSRA. (tiga dari kanan).
Denpasar,DiariBali.com-
Undiknas University menambah daftar dosen bergelar doktor. Teranyar,  I Gusti Ayu Agung Omika Dewi, SE., MSA., Ak., CA., CSRA. resmi menyandang gelar Doktor bidang Ilmu Akuntansi setelah melewati ujian promosi Doktor pada Jumat (20/12/2024) di Universitas Brawijaya, Malang.
Gung Omika sapaannya, berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Konstruksi Akuntansi Keberlanjutan: Statistika Rwa-Bhineda Berbasis Piramida Kebahagiaan Sejati”
Gung Omika, mengembangkan konsep Akuntansi Keberlanjutan Jagadita untuk menjawab isu-isu global yang menerpa Bali, termasuk tudingan bahwa Bali bukan lagi destinasi yang layak dikunjungi pada tahun 2025 yang dikeluarkan oleh Fodor’s. Konsep ini berlandaskan kearifan lokal Bali sekaligus menjawab kebutuhan keberlanjutan global.
Gung Omika memulai disertasi ini karena merasa konsep keberlanjutan global seperti Sustainable Development Goals (SDGs) atau Triple Bottom Line sulit diterapkan langsung di Bali. “Bali punya kearifan lokal seperti Tri Hita Karana yang esensinya mirip konsep global, tetapi tetap perlu adaptasi,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon, Minggu (29/12/2025)
Konsep ini memadukan elemen global dengan kearifan lokal untuk menciptakan sistem yang relevan dan aplikatif di Bali. Konsep Akuntansi Keberlanjutan Jagadita terdiri dari lima dimensi utama yang dikembangkan dari Tri Hita Karana di antaranya: teknologi, ekonomi, sosial, lingkungan dan spiritual.
“Lima dimensi ini berakar dari Tri Hita Karana, tetapi ditambahkan unsur teknologi dan ekonomi untuk menjawab tantangan modern,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, konsep ini juga dirancang untuk menjawab isu negatif, seperti sampah, over-tourism, dan kerusakan lingkungan. Memberikan kerangka pelaporan keberlanjutan bagi entitas lokal maupun global di Bali.
“Misalnya, dimensi lingkungan, yaitu Parama Bumi, dapat menjadi solusi untuk pengelolaan sampah. Sedangkan dimensi sosial, Parama Manusia, mengatasi dampak populasi berlebih,” ungkapnya.
Konsep ini fleksibel, dapat diterapkan di desa wisata seperti Penglipuran hingga kawasan internasional seperti ITDC, meskipun membutuhkan adaptasi.
Gung Omika menambahkan penelitian ini memakan waktu bertahun-tahun dengan melibatkan berbagai pihak, tidak hanya bidang akuntansi, tetapi juga membutuhkan masukan dari bidang ilmu lain agar konsep ini relevan hingga puluhan tahun ke depan.
Konsep Akuntansi Keberlanjutan Jagadita diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga Bali tetap eksis sebagai destinasi wisata global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus mempertahankan nilai-nilai lokalnya. “Ini tidak hanya untuk menjawab isu negatif saat ini, tetapi juga untuk memastikan Bali tetap menjadi ikon dunia,” pungkasnya.
Ada pun Tim Promotor dan Penguji, di antaranya Ketua Sidang Prof. Eko Ganis Sukoharsono, SE., M.Com.Hons., Ph.D.
Ko-Promotor 1 : Prof.Dr. Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak.Ko-Promotor 2 : Dr. Aji Dedi Mulawarman, S.P., M.SA.
Penguji 1 : Prof.Iwan Triyuwono, SE., Ak., M.Ec., Ph.D.Penguji 2 : Drs. Ali Djamhuri, Ak., M.Com., Ph.D.Penguji 3 : Dr. Drs. Roekhudin, Ak., M.Si.
Penguji Luar 1: Prof. Luh Putu Mahyuni, Ph.D., CMA., CSP. (Universitas Pendidikan Nasional), Penguji Luar 2 : Dr. Ni Putu Eka Widiastuti, S.E., M.Si., CA., CSRS (UPN Veteran Jakarta).
Terpisah, Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Dr. AAN Eddy Supriadinata Gorda alias ESG, menjelaskan, Gung Omika tercatat sebagai Doktor ke 52 di Undiknas.
“Berdasarkan data, Gung Omika menjadi dosen Undiknas ke sembilan dan doktor ilmu akuntansi ke empat yang lulus di Universitas Brawijaya Malang,” jelas ESG.
Perdiknas, menurut ESG, mendorong semua dosen dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya. Seiring dengan predikat Unggul yang disandang insitutsi.
Dorongan diberikan berupa bantuan belajar serta dukungan moril. Saat ini, dosen di Undiknas yang sedang menempuh studi S3 sebanyak 30 orang. Persentase dosen yang sudah S3 sebesar 41 persen. “Dosen yang S3 jika semua yang tugas belajar sudah tuntas 64 persen,” ujarnya.
Ia berharap, Gung Omika mampu menerapkan segala ilmunya kepada mahasiswa. “Beliau sudah 10 tahun menjadi dosen di Undiknas. Saya rasa ilmunya semakin matang. Selamat,” tutup ESG. (Art).