Lebih Dari 300 Film Pendek Ramaikan Minikino Film Week 8
DENPASAR, diaribali.com-Di usianya yang ke-8, Minikino Film Week (MFW8) Bali International Short Film Festival akan kembali digelar pada tanggal 2-10 September 2022 mendatang di Bali. Masih sama seperti dua tahun sebelumnya, rangkaian acara MFW8 tahun ini akan diselenggarakan dalam format hybrid secara luring dan daring mengigat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya reda. Dalam pelaksanaannya, komitmen penerapan protokol kesehatan bagi penonton dan penyelenggara akan tetap dilakukan selama festival berlangsung. Direktur Festival MFW8 Edo Wulia menjelaskan, MFW tahun ini kemungkinan akan dihadiri oleh lebih banyak orang di banding dua tahun sebelumnya, sehingga pelaksanaan festival selama berlangsung tetap dengan protokol kesehatan.
“MFW8 dapat terselenggara berkat dukungan dari berbagai pihak. Beberapa diantaranya, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Raoul Wallenberg Institute, Rangkai, Badan Perfilman Indonesia, Kisahpedia, dan semua pendukung lainnya yang turut berkontribusi dalam terwujudnya festival ini,” ujarnya, Senin (29/8) di Denpasar.
Edo juga menyatakan jika dukungan juga datang dalam bentuk beragam kolaborasi dengan berbagai media, venue, perusahaan dan juga komunitas lokal di Bali. Ia menyebutkan, tercatat 925 judul film pendek masuk melalui kanal online Short Film Depot dan Filmfreeway yang dibuka untuk filmmaker dari seluruh dunia termasuk Indonesia. Seluruh film yang masuk kemudian melalui proses seleksi. “Tahun ini MFW8 menampilkan lebih dari 300 film pendek baik dari Indonesia maupun luar negeri yang dikemas dalam 55 program. Semua film dan program acara MFW8 dapat diakses secara gratis,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Program MFW8 Fransiska Prihadi mengatakan, program-program MFW8 terbagi diantaranya; 30 program internasional, 3 Program Inclusive Cinema, 10 program S-Express 2022, 5 program Indonesia Raja 2022, 1 program VR Films, 5 program tamu dan Begadang 2022 Official Selection. Seluruh film dalam program tersebut dilengkapi dengan panduan rekomendasi batas usia dan juga subtitle Indonesia.
“Meskipun MFW8 adalah festival yang bertajuk internasional, festival ini memiliki komitmen untuk menyediakan subtitle Bahasa Indonesia karena ini juga perihal aksesibilitas. Sebagai langkah menjadikan festival yang lebih inklusif, sehingga kita semua bisa berdiskusi dan berpikir kritis dalam ekosistem lokal antara kita penutur Bahasa Indonesia. Baik untuk kawan-kawan penyandang disabilitas maupun non-disabilitas,” terang Fransiska didampingi Direktur Traveling Cinema I Made Suarbawa dan Dewan Penasihat MFW8 Ursula Tumiwa.
Fransiska menambahkan, salah satu program baru yang hadir adalah MFW8 Inclusive Programs sebagai upaya mewujudkan festival yang inklusif. Program ini adalah rangkaian pemutaran dan lokakarya untuk semua penonton, terutama untuk penyandang disabilitas. “Semua film dalam program ini dilengkapi dengan closed caption, jenis subtitle untuk penyandang tuli dan kurang dengar. Lalu ada audio description yang ditambahkan ke dalam film untuk penonton dengan penglihatan rendah dan tunanetra,” pungkasnya.
Tahun ini MFW8 Bali International Short Film Festival hadir di 12 titik yang tersebar di hampir seluruh Bali. Festival Lounge atau tempat titik temu festival berada di MASH Denpasar. Selebihnya lokasi tersebar di Kota Denpasar (Alliance Française Bali, Dharma Negara Alaya, Irama Indah Mini Hall, The Room Apartments, Anka Coffee, Genius Cafe Sanur). Kabupaten Badung (Geo Open Space, Uma Seminyak). Kabupaten Buleleng (Komunitas Mahima dan Rumah Film Sang Karsa). Layar tancap (Pop Up Cinema) tahun ini akan diadakan di Desa Adat Pagi, Tabanan. Zor