Layakkah Bali Disebut Pulau Surga?
Julukan pulau surga bagi Bali hanya pujian demi kepentingan pariwisata semata. Jika surga itu memang nyata, tentu seluruh penduduk Bali hidup sejahtera dari segi sandang, pangan, papan, dan pendidikan.
Citra Bali sebagai pulau surga semakin tidak relevan, dengan meningkatnya kasus bunuh diri ditambah maraknya para pengemes dan para pengamen berpakaian adat di persimpangan jalan.
Situasi ini tidak bisa dianggap persoalan sepele. Pasalnya aktivitas yang mengganggu ketertiban umum ini melibatkan salita hingga siswa sekolah dasar.
Tidak hanya masa depan mereka terancam, tapi keselamatan nyawanya tidak ada menjamin mereka dari tubrukan kuda besi.
Komang RP, salah satu pengemis anak-anak yang mangkal di persimpangan Ida Dewa Agung Istri Kanya atau simpang Kusamba Gunaksa, Klungkung.
Sedianya bocah yang mengaku asal Karangasem ini menikmati manisnya bangku sekolah namun dia malah menghabiskan menghabiskan masa belajar di persimpangan jalan seorang diri. “Tidak ada yang menyuruh. Saya datang sendiri naik bemo,” sangkalnya menolak bahwa kegiatannya dikordinir oleh seseorang.
Dia mengaku berhasil mengumpulkan pundi rupiah sebesar Rp 30 ribu per hari dan uangnya digunakann untuk kebutuhan dapur orang tuanya.
Lantas benarkah aktivitas mengemis ini tidak ada kordinatornya?
Bani Gondong??? (van)