‘Laksana Becik’ Sosialisasikan Bahaya Minyak Jelantah

'Laksana Becik' Sosialisasikan Bahaya Minyak Jelantah

BADUNG, diaribali.com-Salah satu permasalahan terkait minyak goreng bekas atau minyak jelantah di masyarakat saat ini adalah, pembuangan limbah minyak jelantah yang masih dilakukan secara sembarangan.

Bahkan, seringkali minyak jelantah ini, dibuang ke sungai, selokan atau langsung dibuang ke tanah. Tentu perlu disadari bahwa bahaya yang ditimbulkan dari limbah minyak jelantah ini adalah, dapat merusak ekosistem perairan, mencemari tanah, dapat menyumbat saluran air.

Sementara itu, pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan atau berulang-ulang, dapat merusak kesehatan manusia, seperti kanker, dan dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.
Untuk itu, penting untuk dilakukan penanganan yang tepat, agar limbah minyak jelantah ini, dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan “bencana” atau kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan. Perlu diketahui, limbah minyak jelantah ini dapat diolah dengan baik supaya tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.

Berangkat dari permasalahan inilah, “Laksana Becik” yang merupakan komunitas para pecinta lingkungan, bergerak mengedukasi masyarakat, termasuk generasi muda untuk lebih peduli dengan lingkungan, terutama terkait masalah limbah minyak jelantah.

Sebagai komunitas yang baru berdiri di Bali ini, Laksana Becik yang berarti Perilaku yang Baik ini, ingin ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih.

Berkaitan dengan kepedulian yang dilakukan, Laksana Becik ini memulai gerakan mengumpulkan minyak jelantah, yang akan menyasar siswa-siswi sekolah di Kabupaten Badung.
Sebagai pilot project program penanganan limbah minyak jelantah ini, Laksana Becik mengajak Sekolah SMPN 1 Kuta Selatan (Kutsel) dan SDN 11 Jimbaran, untuk mengajak siswanya mengumpulkan minyak jelantah dari rumah, dan dibawa ke sekolah untuk dikumpulkan di sekolah.

BACA JUGA:  Wawali Arya Wibawa Hadiri HUT Sanur Bersatu ke-19

Pada program edukasi ini, Laksana Becik juga menggandeng Rotary Club Jimbaran, yang memiliki program pengentasan stunting di Badung
Melalui kolaborasi yang dilakukan antara Laksana Becik dengan Rotary Club Jimbaran ini, nantinya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga lingkungannya dan ikut mensukseskan program pengentasan Stunting.

Perwakilan Laksana Becik, Cahaya Kurniawan, mengatakan, pihaknya ingin mengedukasi siswa agar ikut menjaga lingkungan tetap bersih, dan tidak membuang limbah jelantah ke alam.
Pasalnya, kata dia, limbah jelantah yang bila dibuang ke alam, dan dalam waktu yang lama, tentu akan mencemari lingkungan. “Kami dari Laksana Becik, ingin menanamkan kesadaran sejak dini terkait permasalahan lingkungan, khususnya masalah limbah Jelantah,” kata pria yang arab disapa Wawan, di Badung, Kamis (15/12).

Kepala SMPN 1 Kuta Selatan, I Gede Antika, menyampaikan apresiasi terhadap program gerakan pengumpulan minyak jelantah ini. “Dengan adanya program seperti ini, kita sambut dengan baik. Karena ini merupakan salah satu ide untuk edukasi terhadap anak, berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan,” ucapnya.

Ke depan, pihaknya akan mengupayakan para siswa, guru dan pegawai, yang menjadi warga SMP Negeri 1 Kuta Selatan, agar bisa bersama-sama, bahu-membahu, ikut melakukan edukasi, terhadap minyak jelantah, yang merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan.

Senada, Kepala SDN 11 Jimbaran I Nyoman Suasta, menilai, program gerakan pengumpulan minyak jelantah ini, menjadi gayung bersambut dengan program lingkungan yang diterapkan di sekolahnya. Ia mengatakan, program ini sangat bagus, apalagi berkaitan dengan isu-isu lingkungan.

BACA JUGA:  Yunita Oktarini Sasar Lansia, Difabel, hingga Masyarakat Miskin Peringati Hari Ibu

Sehingga, program pengumpulan minyak jelantah ini diharapkan dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. “Untuk itu, kami akan terus mensosialisasikan terkait dengan permasalahan minyak jelantah bisa tidak ditangani dengan baik,” harapnya.

Ia berkomitmen menggabungkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena di manapun mereka berada, baik di rumah, di sekolah, di masyarakat, tetap harus memperhatikan PHBS.
“Tentu dengan harapan, tidak bersih di sekolah saja, harus juga bersih di rumah, bersih di masyarakat, sehingga terciptalah kesehatan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Badung I Wayan Tur Adnyana, menyampaikan terimakasih kepada Laksana Becik, yang sudah memfasilitasi program gerakan pengumpulan minyak jelantah di sekolah. Dirinya yang pernah menjadi guru di SMPN 1 Kuta Selatan selama 25 tahun, merasa terhormat, bisa ikut terlibat dalam program ini.

Dirinya meyakini, apapun program dari Laksana Becik, nantinya akan diturunkan kepada orang-orang baik. Untuk itu, dirinya mengucapkan terimakasih kepada Laksana Becik.
“Saya selalu akan mengkomunikasikan program ini, ke sekolah sekolah di Badung, yang mau peduli lingkungan. Untuk itu, ke depan, apapun program nya saya akan sangat mendukung. Sehingga, laksana becik betul betul menerapkan konsep Trikaya Parisuda (berfikir, berkata ,dan berbuat yang baik),” jelas Tur. rl