


Kemendikbudristek Terus Maksimalkan Pendidikan Generasi Muda ke Perguruan Tinggi

DENPASAR-DIARIBALI.COM
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong bibit muda unggul untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi semaksimal mungkin.
Dalam upaya mencapai hal tersebut dan memberi pemahaman kepada masyarakat, Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB mengangkat tema “Sukses Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bersama Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT)”.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Diktiristek), Nizam menegaskan bahwa penentuan kelulusan seleksi masuk di perguruan tinggi selalu berdasarkan capaian akademik. Seleksi tersebut berdasarkan peringkat dan program studi (prodi). Adapun pemeringkatan itu juga bukan hanya rapor tapi juga prestasi. Bahkan, peserta itu sendiri dapat mengetahui hasil tesnya.
“Yang nilainya rendah diterima dan tinggi tidak diterima, kan itu tidak mungkin. Kalau ada info jalur belakang itu bohong. Kalau adik-adik sukses (maka harus) ukir prestasi di SMA agar sukses mengikuti tes, maka insyaallah akan diterima di perguruan tinggi impian,” ujarnya mengawali SMB yang digelar secara daring melalui kanal YouTube Kemendikbud RI.
Lebih lanjut, Dirjen Nizam mengingatkan ketatnya persaingan dalam ujian di mana ada perbandingan yang jauh sekali antara peserta yang diterima dengan peserta yang mendaftar. Rasio peserta yang diterima menyesuaikan dengan jumlah ketersediaan bangku di perguruan tinggi.
Merespons stigma di masyarakat bahwa yang mampu membayar uang kuliah lebih tinggi maka akan diprioritaskan untuk diterima di perguruan tinggi, Nizam membantahnya. Ia justru mengimbau agar orang tua mengisi data sesuai dengan kondisi riil. “Misalnya mampu Rp5 juta jangan ditulis Rp50 juta. Dan ini tidak berdampak pada diterima atau tidaknya. Tetapi akan menjadi penentu besaran uang kuliah yang akan dibebankan ke orang tua,” tegasnya.
Direktur Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Budi P. Widyobroto menjelaskan bahwa LTMPT membantu para Rektor untuk mendapatkan calon mahasiswa yang unggul. Pertama melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kedua yakni jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di mana keduanya memiliki persyaratan yang berbeda. Selain itu, juga ada jalur ketiga yaitu jalur mandiri.
Melengkapi pernyataan sebelumnya, Ketua LTPMT, Mochamad Ashari menyampaikan, LTMPT berfungsi untuk mempermudah calon mahasiswa dalam mencari atau mendaftar di kampus pilihannya. Sementara bagi perguruan tinggi, keberadaan LTMPT adalah untuk membantu para rektor mendapatkan bibit generasi muda unggul di perguruan tinggi.
LTMPT saat ini membantu proses seleksi untuk 74 PTN, 39 politeknik negeri, 11 perguruan tinggi keagamaan. “Kalau tidak ditata dan masing-masing melakukan tes sendiri maka akan rumit dan mahal sekali bagi adik-adik. Melalui LTMPT kita bantu untuk dilakukan serentak se-Indonesia,” ungkapnya.
Ashari mengatakan bahwa kriteria untuk menentukan kelulusan bisa berbeda di setiap PTN. Ia menambahkan, LTMPT di sini berperan membantu PTN dalam pelaksanaan seleksi mahasiswa baru. “Kita menerima data, mengolah data, kemudian mungkin ada kriteria tambahan dari PTN.”
Lebih lanjut, Ketua LTMPT menerangkan, setidaknya ada dua hal yang menentukan kelulusan yaitu indeks pribadi dan indeks sekolah. “Indeks pribadi yaitu termasuk rapor, prestasi yang diterima, ini akan di-scoring. Indeks sekolah adalah pemetaan sekolah, ada data (mapping) sekolah. rl