Kelompok 13 KAT UNR Bantu Pengembangan Ekowisata Subak Uma Lambing
BADUNG-DiariBali
Selain dikenal memiliki hamparan pantai nan indah, Kabupaten Badung juga menyimpan potensi wisata berbasis pertanian. Dewasa ini, wisata ‘jogging track’ dengan suasana persawahan memang sedang naik daun. Salah satu obyek yang sedang berkembang saat ini adalah Subak Uma Lambing, di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
Meski baru didirikan, ekowisata ini tergolong berhasil menyedot perhatian warga. Bahkan warga dari luar desa datang ke tempat ini untuk berolahraga, jalan santai sembari menghirup udara bebas, serta menyaksikan aktivitas petani.
Melihat hal tersebut, Kelompok 13 Kuliah Aplikatif Terpadu (KAT), Universitas Ngurah Rai (UNR) memilih Ekowisata Subak Uma Lambing sebagai tempat pengabdian. Kelompok yang beranggotakan 22 mahasiswa-mahasiswi lintas fakultas ini dibimbing oleh dua dosen yakni, Ir. Made Gusti Sudika, MT., dan Ni Ketut Sukanti, SE., MM.
Dikonfirmasi di Denpasar, beberapa hari lalu, Gusti Sudika menjelaskan, selama menggelar pengabdian kepada masyarakat di tempat tersebut, pihaknya telah melakukan berbagai hal. Di antaranya, memberikan bantuan papan penunjuk arah, peta lokasi, tong sampah, alat-alat pertanian serta bibit sayur-mayur.
Dari sisi non material, lanjut Gusti Sudika, kelompoknya memberikan pelatihan manajemen kepada para petani Subak Uma Lambing dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih di areal ‘jogging track’. Pihaknya berharap apa yang telah diberikan agar dirawat sebaik-baiknya oleh pengelola maupun para pengguna fasilitas.
“Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat bagi warga, khususnya keberlangsungan subak sebagai kekayaan budaya warisan leluhuhr kita. Ke depan, kami selaku akademisi di perguruan tinggi berencana melakukan pengabdian secara kontinyu,” jelas Gusti Sudika.
Gusti Sudika mengapresiasi komitmen penggagas Ekowisata Subak Uma Lambing dalam menjaga eksistensi subak. Seperti diketahui bersama, alihfungsi lahan pertanian menjadi perumahan sangat marak terjadi utamanya di Kota Denpasar dan Badung. “Jangan sampai subak hanya tinggal nama. Tapi lahan sawahnya sudah hilang,” imbuhnya.
Perwakilan Ekowisata Subak Uma Lambing I Wayan Suwendi Atha mengucapkan terima kasih karena tempatnya dipilih oleh Kelompok 13 sebagai lokasi pengabdian. “Tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Semoga kerja sama yang baik ini terus berlanjut,” kata dia. (REL)