Kekeringan di Bali Semakin Meluas Masyarakat Diminta Waspada
BADUNG, diaribali.com – Balai Besar Meteorologi, Klimatilogi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau. Peringatan ini menyusul meluasnya wilayah kekeringan di Pulau Dewata, dari sebelumnya 14 titik pada dua dasarian menjadi 15 titik.
Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Kadek Setyawati menjelaskan bahwa kebakaran hutan dan lahan merupakan dampak yang timbulkan dari kondisi kekeringan pada musim kemarau. Ia mengatakan aktifnya fenomena El Nino menyebabkan musim kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan sebelumnya.
“Karena adanya kekeringan meteorologis, potensi untuk terjadinya kebakaran lahan dan hutan di wilayah Bali khususnya itu menjadi lebih tinggi. Terutama di wilayah-wilayah yang cukup kering, seperti di Karangasem bagian timur, kemudian di bagian Bali Utara,” jelas Setyawati, Selasa (3/10).
Oleh karena itu, BMKG meminta masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah secara sembarang, termasuk aktivitas lain yang menggunakan bahan api. “Khususnya kepada masyarakat agar bijaksana dan berhati-hati melakukan aktivitas di sekitar area atau lahan dimana banyak terdapat rerumputan yang sudah mengering akibat lama tidak ada hujan. Mohon agar tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan kebakaran hutan, misalkan saja sengaja membakar lahan kering tersebut, maupun menggunakan bahan-bahan yang menimbulkan api,” imbaunya.
Imbauan senada juga disampaikan Kordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Denpasar, I Made Tara. Langkah pencegahan dini potensi kebakaran saat kemarau panjang ini telah terus dilakukan melalui pendampingan dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Memang karena ini kemarau panjang sifatnya sedikit saja ada barang-barang yang kering itu bergesekan akan menciptakan bara api yang kecil sehingga sering kali tidak terpantau dengan lebih luas. Itulah kami mengawali dengan mendampingi masyarakat, ketika ada kegiatan bersih-bersih, kami imbau agar tidak melakukan pembakaran di sembarang tempat,” tegasnya.
Made Tara menambahkan disamping kondisi cuaca yang panas dan kering, kebakaran juga bisa dipicu puntung rokok serta percikan dupa yang menyala. Dua hal ini menurutnya masih sering diabaikan oleh masyarakat sehingga berdampak besar jika terjadi kebakaran. Zor