Kasus DBD Tiga Kabupaten di Bali Masih Tinggi

1000140687
Ilustrasi (Foto IST)

DENPASAR, diaribali.com – Kasus Demam Berdarah Dangeu (DBD) di Provinsi Bali masih tergolong cukup tinggi hingga menyebabkan kematian, terutama di tiga kabupaten yakni, Gianyar, Badung dan Denpasar.

Pemerintah Provinsi Bali telah berupaya melakukan berbagai langkah dalam menanggulangi permasalahan tersebut salah satunya dengan menggunakan nyamuk Wolbachia. Namun, kebijakan ini masih menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat.

“Sehingga melalui kesempatan ini saya berharap para pakar bisa memberikan edukasi terkait hal tersebut dan masyarakat bisa menerima program nyamuk Wolbachia tersebut,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Selasa (30/4/2024) saat memberikan sambutan dan membuka Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan di Universitas Udayana (Unud).

Pemprov Bali, lanjutnya, terus berupaya melakukan pendekatan dengan masyarakat mengenai pelepasan nyamuk Wolbachia.

Ia juga berharap agar Pemprov Bali dan BMKG bisa berkolaborasi dalam menangani penyebaran DBD Melalui Program DBDKlim yang diluncurkan BMKG untuk menanggulangi DBD secara cepat dan tepat.

“Jadi bukan membuat angka DBD di Bali menurun, namun melalui data dan variabel yang dibuat oleh BMKG melalui DBDklim, Dinas Kesehatan bisa membuat skema dan langkah penanggulangan yang tepat,” jelasnya.

Sementara Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, saat menjadi Keynote Speaker menjelaskan bahwa DBDklim adalah inisiatif penyajian informasi yang menjembatani ilmu iklim dan Kesehatan masyarakat untuk menanggulangi DBD.

BACA JUGA:  Survei: Setiap Orang Bali Rutin Menggosok Gigi, Tapi Waktunya Kurang Tepat

“Dengan memanfaatkan prediksi iklim, informasi ini bertujuan untuk mengurangi kejadian DBD, mencegah wabah, melindungi masyarakat, dan mendorong praktik kesehatan dan berkelanjutan,” ujarnya.

DBDklim yang merupakan Kerjasama BMKG dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh ITB sudah diterapkan di di Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun terakhir dan sudah dipandang cukup berhasil, sehingga kemudian dilanjutkan di Bali.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika Peringatan Dini DBD Berbasis Iklim (DBDklim) Provinsi Bali bisa di update setiap bulan dan didiseminasikan melalui website https://staklim-bali.bmkg.go.id, dengan keluaraan informasi berupa prediksi kecocokan kelembaban dan angka insiden DBD. “Sehingga dari prediksi tersebut dapat diambil langkah-langkah tindak lanjut untuk pencegahan dan penanganan DBD,” tutupnya.

Peringatan dini kasus DBD menurutnya juga bisa mendorong pergerakan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian DBD. “Beberapa penyakit potensial KLB sangat dipengaruhi oleh musim, antara lain penyakit saluran nafas, saluran cerna dan penyakit bersumber vektor, sehingga dengan DBDklim ini bisa langsung ditentukan langkah pencegahan,” jelasnya. Zor