Jelang Pemilu 2024, Pemuda Katolik Gelar Konferensi Cendekiawan dan Akademisi, Hasilkan Sejumlah Rekomendasi

IMG-20231218-WA0004
Konferensi cendekiawan dan akademisi yang digelar Pemuda Katolik

JAKARTA, diaribali.com – Dalam rangka menyongsong Pemilu 2024, Pengurus Pusat Pemuda Katolik menggelar Konferensi Cendekiawan dan Akademisi di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, berlangsung selama dua hari, Sabtu (16/12/2023) dan Minggu (17/12/2023).

Konferensi yang mengusung tema “Melangkah Pasti Menuju Indonesia Emas 2045” ini menghasilkan sejumlah rekomendasi

Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma mengatakan, pemilu 2024 yang bakal berlangsung dalam waktu dekat ini hanya merupakan agenda lima tahunan, sedangkan akselerasi keberlanjutan pembangunan dan perjalanan bangsa Indonesia harus berjalan terus menuju Indonesia Emas 2045.

Stefanus mengimbau agar pesta demokrasi Pemilu 2024 ini jangan sampai memecah belah relasi sosial masyarakat. Dia juga mengatakan yang terpenting adalah keberlanjutan program pembangungan dan perjalanan bangsa Indonesia ke depan dan memastikan pemerintah yang akan datang bisa mewujudkan cita-cita bersama semua menyambut Indonesia Emas 2045.

“Harapan untuk Pemilu yang bersih dari ujaran kebencian, saling menghina, politisasi SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan), hoax, dan fitnah adalah sangat penting untuk menjaga pemilu berjalan lancar, legitimate dan tanpa kecurangan. Upaya mendelegitimasi proses dan hasil Pemilu dapat merusak kepercayaan masyarakat pada sistem demokrasi. Kondusivitas menjadi determinan penting sebab hari ini kita menghadapi beragam tantangan geoekonomi dan geopolitik. Dengan menjaga kondusivitas dan kebersamaan, Indonesia dapat mengatasi berbagai rintangan dan menuju visi Indonesia Emas 2045 dengan lebih baik. kata Strefanus dalam keterangan pers yang diterima pada Minggu (17/12/2023).

Hal penting yang dibutuhkan untuk meningkatkan partisipasi umat kata Stefanus, adalah komunikasi, koordinasi, kolaborasi dan kaderisasi di internal Katolik dan masyarakat luas. Karena faktanya, terkadang bisa bersama berjalan, namun tidak berjalan bersama.
“Idealnya, kita berjalan bersama untuk merancang sebuah gerak bersama yang disebut semangat sinodal. Diharapkan dengan semangat sinodal tersebut kita bisa kian memperkuat komunikasi, konsolidasi, dan kolaborasi ini. Gereja berusaha untuk mendorong tiap organisasi masyarakat Katolik supaya menguatkan konsolidasi sehingga bisa melangkah bersama menjawab tantangan-tantangan yang ada sekarang,” ujarnya.

Bicara soal Indonesia di masa mendatang, terdapat empat pilar visi Indonesia 2045 yaitu SDM, Pemerataan, Pembangunan, Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan yang harus menjadi perhatian utama. Modalitas utama yang perlu disiapkan adalah kepercayaan agar bisa dipercaya untuk berkolaborasi. Muaranya, pintu jejaring akan semakin terbuka dan membuat semua pihak saling terhubung

Isu krusial lain yang perlu disorot adalah terkait penyelenggaraan pendidikan keagamaan Katolik. Persoalan yang terjadi adalah kerangka perencanaan yang belum tersistematis hingga ke tingkat dasar. Ke depannya, perlu ada langkah konkrit berupa atensi khusus terhadap daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Terluar), agar pemerataan perhatian terhadap umat Katolik dapat dirasakan bersama.

Ketua Pemuda Katolik Bali, Yogaswara Putra Utama

Konferensi menghasilkan sejumlah rekomendasi di antaranya yakni; keberlanjutan pembangunan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan strategis yang memerlukan perhatian serius dan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Dengan demikian, daya upaya untuk mencapai target Indonesia Emas 2045 membutuhkan strategi yang komprehensif dan terkoordinasi dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

Dengan demikian, menghadapi Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, kita semua diharapkan mampu menjaga kondusivitas dan tidak termakan isu-isu yang memecah belah anak bangsa.

Partisipasi dan gagasan konkret dari cendekiawan dan akademisi katolik dapat memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam memastikan bahwa proses politik di Indonesia mendukung keberlanjutan pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. Konferensi Cendekiawan dan Akademisi Pemuda Katolik sebagai buah dari proses diskusi yang deliberatif dan konstruktif menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:

A. Pancasila Kuat Indonesia Maju
• Pemuda Katolik mendorong penyelenggaraan program pendidikan Pancasila yang kekinian dan relevan dengan kebutuhan Gen Z
• Pemuda Katolik mendorong calon pemimpin untuk mengadopsi prinsip kepemimpinan yang berlandaskan Pancasila, seperti transparansi, keadilan, dan tanggung jawab
• Pemuda Katolik mengingatkan kandidat yang berkontestasi dalam Pemilu untuk menghindari kampanye hitam dan strategi politik yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila

B. Pembangunan SDM Kompetitif dan Adaptif Menuju Indonesia Maju
• Pemuda Katolik mendorong komitmen penyelenggara negara terhadap penanganan stunting sejak dini melalui pemberian gizi yang berkualitas, seimbang, dan gratis
• Pemuda Katolik mendorong akselerasi revitalisasi konsep sekolah berasrama dan pembangunan universitas Katolik.
• Pemuda Katolik mendorong penyelenggaraan pelatihan dan asistensi teknis berbasis kompetensi secara konsisten dan berkelanjutan.
• Pemuda Katolik mendorong pemerintah untuk mengatasi kesenjangan antar generasi melalui pendidikan yang inklusif dan berkarakter melalui kurikulum yang konsisten dan adaptif

C. Strategi Gerakan Sosial Politik Awam Katolik Pasca Pemilu 2024
• Pemuda Katolik melakukan pendekatan dan langkah-langkah strategis dalam rangka orkestrasi distribusi kader di segala lini pengabdian masyarakat dari tingkat nasional hingga daerah dengan memanfaatkan momentum Pemilu 2024.
• Pemuda Katolik memperkuat konsolidasi dan membangun komunikasi intensif dengan lembaga dan organisasi masyarakat Katolik lain dalam rangka akselerasi dan kontinuitas capaian pembangunan.
• Pemuda Katolik (juga ormas Katolik lain) harus menginisiasi peningkatan kapasitas dan jejaring yang intensif dan periodik dengan mengumpulkan kader dan penempatan kader ke dalam ladang pengabdian di masyarakat.
• Forum ini merekomendasikan Direktorat Jenderal Bimas Katolik untuk lebih aktif dalam berkontribusi mendukung kegiatan kaderisasi umat Katolik maupun asistensi dan dukungan kepada sekolah dan lembaga Katolik terkait.
• Konsolidasi antar-ormas Katolik untuk bergerak bersama atas dasar kesadaran kolektif bahwa umat Katolik perlu bersuara terus-menerus untuk kepentingan Gereja dan bangsa

D. Orkestrasi Perutusan Kader Awam Katolik Pasca Pemilu 2024
• Pemuda Katolik membentuk tim pemetaan untuk mengidentifikasi kader-kader awam Katolik yang memiliki potensi dan keterampilan dalam berbagai bidang untuk terjun di ladang pengabdian masyarakat
• Pemuda Katolik mendorong kader awam untuk terlibat aktif dalam organisasi profesional dan komunitas keagamaan yang mendukung pengembangan dan implementasi nilai-nilai Katolik.
• Pemuda Katolik berkolaborasi dengan pelbagai pemangku kepentingan untuk membentuk jaringan kader awam Katolik yang kuat dan terstruktur.
• Pemuda Katolik mendorong kader awam Gen Z untuk menjadi duta bangsa yang mampu menyampaikan pesan-pesan kebangsaan yang universal secara efektif

E. Kolaborasi Keberlanjutan Program Pemerintah
• Pemuda Katolik membangun konsultasi dan dialog antara pemerintah dan komunitas Katolik untuk memahami dengan lebih baik kebutuhan dan aspirasi lokal
• Pemuda Katolik bersama Gereja, tokoh masyarakat, dan pemimpin komunitas Katolik terlibat aktif dalam proses perencanaan dan evaluasi program pemerintah.
• Pemuda Katolik membangun kolaborasi yang terdiri dari perwakilan pemerintah, tokoh agama Katolik, dan masyarakat setempat
• Pemuda Katolik mendukung dan mengawal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang inklusif dan berkelanjutan. rl