

Itekes Bali Lepas Sarjana Kebidanan Perdana

DENPASAR, diaribali.com-Institut Teknologi dan Kesehatan (Itekes) Bali menggelar Wisuda Sarjana Keperawatan dan Sarjana Kebidanan dirangkai Dies Natalis ke-III di Convention Halls Stikes Bali, Senin (14/3). Kegiatan berlangsung dengan protokol kesehatan (prokes) ketat dan bisa disaksikan secara daring dari kanal youtube dan zoom meeting.
Rektor Itekes Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,PhD., sangat yakin lulusan yang dilepas sebanyak 41 orang terdiri dari 19 orang Sarjana Keperawatan Program B, 18 orang Sarjana Kebidanan Program B, 3 orang DIII Keperawatan, 1 orang DIII Kebidanan, serta 12 Ners siap diserap pasar kerja atau membuka peluang kerja sendiri.
Salah satu buktinya, Itekes Bali telah mengirimkan tenaga kesehatan ke Belanda. “Meskipun dalam suasana pandemi, kami tetap mengirim alumni ke luar negeri. Selain Belanda ada Jepang dan berbagai negara maju yang menanti lulusan kami. Tentunya peluang di dalam negeri tetap terbuka,” kata Rektor Darma Suyasa.
Tiga lulusan terbaik S1 Keperawatan Program B yakni, Komang Yuni Antari (IPK 3,81), I Putu Gede Ari Puspa Astika (IPK 3,59) dan Ni Nengah Aryanti (IPK 3,50). Sedangkan tiga besar lulusan terbaik S1 Kebidanan Program B yakni, Christine Elisabeth Sianipar (IPK 3,83), Eka Suci Isfandari (IPK 3,77), dan Desak Ketut Wiprasini (IPK 3,66).
“Ini adalah sarjana kebidanan pertama yang kita lahirkan sejak pendiriannya. Dan usia Itekes sudah tiga tahun. Tapi jika diflashback ke Stikes ini sudah 17 tahun. Kalau SPK malah sudah 39 tahun. Bisa dibayangkan pengalaman kami,” imbuhnya.
Lebih lanjut, peraih P.hD di Australia ini mengaku, setidaknya ada 17 prestasi yang berhasil ditorehkan Civitas Akademika Itekes Bali sepanjang 2021 dari berbagai kategori. Prestasi ini menjadi spesial karena berhasil diraih saat pandemi Covid-19 merebak.

Untuk calon mahasiswa baru, Darma Suyasa menginformasikan bahwa, Itekes Bali memiliki program-program studi langka misalnya Sarjana Terapan Akupuntur dan Pengobatan Herbal. Program studi ini memiliki prospek yang sangat cerah.
Plt LLDikti Wilayah VIII Prof. Dr. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si., memuji pengelola Itekes yang disebutnya sangat mantap. Tidak sulit bagi masyarakat mengukur kualitas perguruan tinggi swasta di bidang kesehatan ini.
“Lihat saja kerja sama dengan pihak luar negeri. Trus beberapa prodi yang dikelola hanya ada di sini. Tidak anda temukan di Indonesia timur,” kata Dasi Astawa.
Ia berharap, para lulusan Itekes Bali tidak menyia-nyiakan kesempatan berkarir di luar negeri selagi muda. Yang penting, setelah dapat pengalaman, kembali pulang dan bangun tanah kelahiran khususnya di bidang kesehatan.
Christine Elisabeth Sianipar, lulusan terbaik S1 Kebidanan merasa terharu setelah berhasil menuntaskan pendidikan sarjana kebidanan di Itekes Bali. Ia merasa tidak percuma datang jauh-jauh dari Kabupaten Samosir, Sumatera Utara meninggalkan keluarga demi kelanjutan pendidikannya.
“Saya tidak salah pilih. Sebenarnya di daerah saya ada perguruan tinggi seperti Itekes tapi saya memilih tempat yang belum pernah saya kunjungi. Saya tidak hanya terkesan dengan kampus ini tapi toleransi orang Bali luar biasa,” terangnya.
Selepas prosesi wisuda dan urusan administrasif lainnya, ia akan kembali mengabdi di tanah kelahirannya. Ia akan membantu mempromosikan Itekes Bali di Tanah Sumatera karena ia telah membuktikan sendiri kualitasnya. ZOR