ICTOH ke-10, Momentum Galang Kekuatan dan Tingkatkan Komitmen Songsong Indonesia Emas

IMG-20250528-WA0002
Pembukaan ICTOCH ke-10 tahun 2025 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Selasa (27/5).

Denpasar,diaribali.com
Komitmen penanggulangan tembakau dalam upaya menyelamatkan generasi muda agar tidak terpapar rokok maupun rokok elektrik menyeruak dalam konferensi Indonesian Conference on Tobacco or Healty  2025 ke-10 yang digelar di Fakultas Kedokteran Unud yang mengusung tema “Mengungkap Taktik Industri Produk Tembakau dan Nikotin”, Selasa (27/5).

Dr. Sumarjati Arjoso Ketua Panitia ICTOH sekaligus Ketua ICTOCH IAKMI mengungkapkan, konferensi ini diharapkan mampu  menyadarkan masyarakat  agar anak muda tidak terjerat iklan maupun  sponsorship jadi perokok sehingga menjadi perokok seumur hidup.

Disebutkan, sebenarnya  perjalanan 12 tahun tepat ICTOCH, karena saat pandemi tidak terlaksanakan dua kali, dan pernah digelar di berbagai provinsi seperti  Yogyakarta, Magelang, Bandung dan saat ini terselenggara di Bali. Diharapkan momentum ini mampu bersama-sama berbagai pihak menggalang kekuatan dalam mengendalian tembakau, agar anak muda lebih sehat menyongsong indonesia emas.

Melalui kegiatan ini, lanjutnya, mendorong pemegang  kebijakan mampu melahirkan regulasi dalam upaya mengendalikan tembakau. “Kita jaga generasi muda agar tidak terpapar rokok untuk menyongsong generasi emas,” harapnya tegas.

Dalam kesempatan sama Wakil Rektor Universitas Udayana,  Bidang Perencanaan  Kerja sama dan Informasi   Prof. Dr. dr.  I Putu Gede Adiatmika, M.Kes,  mengapresiasi atas terselenggaranya ITOCH 10 di Unud. Adhiatmika berharap melalui kegiatan ini mampu memberi kontribusi positif terhadap masyarakat maupun pemangku kebijakan.

Adhiatmika menilai perilaku merokok menjadi  tantangan besar.  Sebab, merokok menyebabkan beragam penyakit, disamping juga rokok elektronik menambah permasalahan pada generasi muda ynag sedang marak saat ini.

Generasi muda, sambung Adhiatmika,  mudah terpapar melalui iklan di televisi, sosmed, maupun sponsor yang didesain menarik agar menjadi daya tarik sehingga henerasi muda mudah terpapar.

“Harapan kami melalui kegiatna ini  lahir inovasi pengendalian tembakau dan mengajak banyak pihak dan  sektor  turut berpartisipasi secara  integrasi dan konfrehensip. Unud memberikan  dukungan penuh upaya pengendalian tembakau, melalui  SK Rektor di kampus dalam kegiatan preventif menyasar mahasiswa, pengabdian masyarakat  dalam engendalian tembakau. Dan kerja sama Kemenkaes melalui program  Kampus Sehat,” pungkasnya.

Sementara Ketua Komisi IV DPRD Provisni Bali sepakat dalam upaya pengendalian tembakau di Bali untuk menyelamatkan generasi muda. Hanya saja, eksekutor dari pemegang keputusan yaitu ada pada Gubernur.

“Kami sudah memberikan masukan kepada  gubernur  terkait adanya Kawasan Tanpa Rokok (KTR), namun eksekutornya ada pada Bapak Gubernur,” terangnya.

Politisi PDIP asal Klungkung ini menambahkan, di Provisni Bali semua  sudah memiliki Perda dan Pergub turunannya terkait  KTR.  Selama ini pembaicaraan dalam tataran langkah-langkah, perlu dilakukan aksi nyata twrkait regulasi yang ada. “Eksekusi dari Perda ini yaitu eksekutor yaitu pimpinan, seperti saya dulu sebagai Bupapati Klungkung sangat konsen terhadap ini,” akunya memungkasi.

Mewakili Gubernur Bali Wayan Koster Prof. Made Damriyasa  mewakili Gubernur Koster, Kordinator Kelompok Kerja Percepatan Program Prioritas, mengungkapkan, ITOCH 10 merupakan momen penting dalam meningkatkan  komitmen mengendalikan dampak dari  tembakau.

Tema besar yang diangkat kali ini  memiliki nilai yang sangat tepat dan mendesak untuk  disoroti. Dibalik meningkatnya generasi muda yang terpapar secara  sitematis dan strategis itu  demi kepentingan ekonomi jangka pendek.

“Pelaksanaan ITOCH 10 sangat sejalan visi pembangunan Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali, sebagai  pilar menjaga keseimbangan dan manusia dan lingkungan Bali. Bid kesehatan oemprov menetapkan program prioritas , bagian integral transformasi sehat lahir bathin, konferensi ini mendukung arah pembangunan Bali yang memiliki  nilai lokal  universal,” pungkas Damriyasa yang juga Rektor Universitas Hindu Indonesia Denpasar. (Art).