HUT Ke-54 Perdiknas “Cinta Itu Bersyarat”
DENPASAR, diaribali.com – Kamis 19 Januari 2023, Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) genap berusia 54 tahun. Artinya, setengah abad lebih Badan hukum yang menaungi unit SMP Nasional, SMK Teknologi Nasional dan Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) ini berkontribusi menelurkan sumber daya manusia berkualitas yang mengisi lini pembangunan bangsa.
Tentunya, dwi tunggal pendiri utama yang sudah berpulang ke pangkuan pertiwi, Prof. Dr. IGN Gorda, BA., dan Drs. I Ketut Sambereg, MM., membangun Perdiknas dengan keringat dan darah. Perdiknas benar-benar dirintis bertahap. Dari bawah. Pelan tapi pasti.
Sekarang, bagaimana generasi kedua dan berikutnya meneruskan marwah sang pendiri utama di tengah tantangan yang tidak mudah.
Dr. AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda,S.Sos.,MM., “nahkoda” Perdiknas sejak Maret 2019 menanggapi santai tapi serius. Gung Eddy–sapaan karibnya–mengaku relatif hanya meneruskan fondasi yang sudah ada. Ia dilantik saat Perdiknas berusia 50 tahun. Dan, akan mengakhiri periode I sebagai Ketua Perdiknas tahun 2024 mendatang.
“Saya merasa telah mewarisi sistem dan fondasi organisasi yang kokoh termasuk juga budaya organisasi yang menjadi pegangan kuat dalam mengelola Perdiknas dan unit lembaga pendidikan di bawahnya,” kata Gung Eddy di sela perayaan HUT ke-54 Perdiknas, Kamis (19/1) di Halaman SMP Nasional, Jalan Tukad Yeh Aya, no. 15 Denpasar.
Ia juga merasa seperti diberikan “blessing” (berkah) dan dimudahkan dengan adanya Renstra (Rencana Strategi) dan Statuta yang menjadi rel untuk bekerja memimpin Perdiknas. Apalagi organisasi yang dipimpinnya berusia setengah abad, jadi tidak mulai dari nol lagi.
“Sederhana saja. Perdiknas sudah 54 tahun, tidak perlu banyak diubah dan tidak perlu mulai dari nol. Sudah ada Renstra yang bagus, budaya organisasi sudah kuat. Kita tinggal lanjutkan dan lakukan peningkatan,” ujarnya.
Kesejahteraan, kata Gung Eddy, menjadi kunci kepemimpinannya. Namun tidak ada “makan siang gratis”. Kesejahteraan harus didapatkan dengan syarat oleh seluruh keluarga besar Perdiknas. Karenanya, HUT ke-54 ini mengusung tema “Cinta itu Bersyarat”.
“Mencintai atau dicintai harus dengan syarat, seperti misalnya berkomitmen, setia, baik dan jujur. Menjadi pegawai Perdiknas, juga harus bersyarat. Guru, dosen dan staf memberikan syarat dan begitu juga sebaliknya,” imbuhnya.
Syarat inilah yang nantinya perlu didisikusikan sehingga menemukan titik temu agar karyawan bahagia Perdiknas pun bahagia.
Dirinya meminta agar syarat yang ia berikan diterapkan seluruh unit Perdiknas. “Dosen kalau mau S3 ada syarat dan dosen kalau mau guru besar juga ada syarat jadi take and give lah,” jelasnya.
“Jangan sampai tidak memberi sesuatu tapi meminta sesuatu. Ketika kita meminta hak, kewajiban juga harus dilakukan,” sentilnya.
Ke depan, ia berkomitmen, tidak ada lagi penilaian berdasarkan kedekatan maupun fisik, namun akan ditentukan dengan sistem yang sudah dibuat, sehingga orang tidak perlu hadir akan tetapi ada jejak, melangkah tidak perlu cepat tetapi yang terpnting meninggalkan bekas.
“Karena semua harus berbekas, apapun yang dilakukan Perdiknas, Spenas, Undiknas semua harus berbekas, dan bekasnya itu akan menjadi baik apabila terakreditasi, everything base on akreditasi,” kata Gung Eddy.
Bendahara Perdiknas, Ketut Gede Sri Divya Tuvoli Amararaja berharap, unit-unit yang berada dibawah naungan Perdiknas bisa mencapai visi dan misi, tidak hanya menjadi tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, tetapi melaksanakan proses pembelajaran yang kompetitif, kreatif dan inovatif bidang akademik dan non akademik.
Pada kesempatan ini juga, diserahkan hadiah kepada seluruh pegawai tiap unit yang berulang tahun pada Desember, penyerahan tali kasih kepada pegawai yang akan memasuki purna tugas serta penyerahan penghargaan kepada top 15 skor Sinta Dosen Undiknas. Zor/Ast