Gubernur Bali Minta Evaluasi Buku Pelajaran Agama Hindu

Gubernur Bali Minta Evaluasi Buku Pelajaran Agama Hindu

DENPASAR, diaribali.com-Gubernur Bali Wayan Koster meminta Dirjen Bimas Hindu yang baru dilantik I Nengah Duija, untuk meningkatkan kualitas SDM umat Hindu melalui lembaga pendidikan Hindu yang bersinergi dengan desa adat di Bali pada khususnya, serta membangun pasraman dari tingkat PAUD, SD, SMP, hingga SMA.

“Saya juga minta agar buku pelajaran agama Hindu yang digunakan di sekolah supaya isinya ditinjau kembali dan lebih memuat materi tentang Hindu Nusantara,” tegas Gubernur Koster di sela Simakrama dengan Tokoh Hindu Se-Bali yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Kementrian Agama di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar pada, Minggu, 2 Oktober 2022.

Baca juga WHDI Gelar Pelatihan Membuat Banten Otonan Tumpeng Pitu

Gubernur Koster mengajak seluruh tokoh umat Hindu di Bali agar kompak, solid, utuh, satu persepsi dan satu langkah menjalankan tatanan kehidupan di Bali dengan nilai adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali sebagai ujung tombak untuk menjaga kekayaan alam, manusia dan budaya Bali.
Ia beralasan, karena dalam sejarahnya Pulau Bali telah ditata oleh orang – orang suci secara ‘Ngider Bhuwana’ lengkap dengan tatanan budayanya yang sangat adi luhung, hingga menjadikan Bali sebagai daya tarik mancanegara serta memiliki taksu bahkan dikenal ‘tenget’.

Untuk melestarikan warisan budaya Bali yang adi luhung tersebut, ia sejak menjadi Gubernur Bali telah menancapkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru dengan memperkuat program prioritas dibidang Adat, Agama, Tradisi, Seni dan Budaya melalui sejumlah produk hukum.

BACA JUGA:  Walikota Jaya Negara Resmikan Gedung Pastoran Gereja Katholik Santo Petrus

Baca juga Kapolri Jenguk Pasien Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Saat duduk di Badan Anggaran DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Koster berjasa mengalokasikan anggaran Dirjen Bimas Hindu dari Rp 9 Miliar menjadi Rp 700 miliar, serta mendorong terciptanya Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN), peningkatan status dari Insitut ke Universitas serta STAHN di luar Bali.

“Hanya kita yang punya tanggung jawab secara niskala dan skala untuk menjaga Pulau Bali ini semua, dan matur suksma Ida Sulinggih yang setiap hari melakukan puja untuk memohon anugerah agar alam Bali rahayu,” tutupnya.

I Nengah Duija dalam sambutannya menyampaikan Renstra di Dirjen Bimas Hindu saat ini capaiannya harus mampu membangun Hindu Nusantara dengan memberikan solusi atas adanya persoalan peningkatan kualitas SDM hingga masalah kualitas pembelajaran dan pengajaran, yang salah satunya berkaitan dengan persoalan buku ajaran, kurikulum, penempatan dan profesionalitas guru.

Baca juga Tragedi Stadion Kanjuruhan, FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Dalam mewujudkan Hindu Nusantara, Nengah Duija menegaskan Agama Hindu tidak boleh lepas dari budaya. Jadi kalau ada yang mengatakan agama tidak relevan dengan budaya, maka itu salah besar.
“Sehingga kita berharap Hindu yang berkembang di Jawa, dia mesti berpijak pada nilai – nilai Jawa. Toraja harus berkiblat pada Toraja. Hindu Keharingan harus berkiblat pada Keharingan, karena itu budaya mereka,” kata Duija.

BACA JUGA:  Yunita Oktarini Sasar Lansia, Difabel, hingga Masyarakat Miskin Peringati Hari Ibu

“Bali apalagi, Hindu di Bali harus berkiblat pada Bali, kalau tidak Kita menghianati cita – citanya Bung Karno, yang ditegaskannya bahwa kalau ingin menjadi orang Hindu, tidak harus menjadi orang Hindia,” ujarnya.

Baca juga Tragedi Stadion Kanjuruhan, FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Duija mengajak jangan terlalu membanggakan budaya yang datang dari luar. Umat Hindu harus tumbuh menjadi umat yang bertopang pada nilai-nilai sosial budaya yang ada di Bali pada khususnya.
“Sehingga saya ingin Bali ini mewali taksunya, dan semua pergerakan- pergerakan komunitas agama yang tujuannya sama, mari kita bersama- sama menghilangkan semua perbedaan itu menjadi satu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur kita yang ada di Bali,” kata Duija. Ast