


Gelar FGD, BKKBN Bahas Strategi Promosi KIE Program Bangga Kencana

DENPASAR-DiariBali
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bali menggelar Focus Group Discussion (FGD) Desain Materi Promosi KIE Program Bangga Kencana, di Denpasar, Jumat (21/1/). FGD tersebut bertujuan meningkatkan kualitas materi advokasi, Promosi serta Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (Bangga Kencana).
Kepala Perwakilan BKKBN Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih berharap, dengan FGD ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Keluarga Berencana di kabupaten/kota se-Bali dapat lebih memaksimalkan anggaran Promosi KIE yang diatur dalam menu Juknis DAK BOKB Tahun 2022 dalam rangka promosi KIE Pogram Bangga Kencana dan Penurunan Angka Stunting di Bali pada khususnya.
Terkait persoalan stunting, Sukardiasih mengaku pihaknya segera tancap gas menyukseskan perintah langsung Presiden Joko Widodo yang mencanangkan angka stunting di Indonesia turun hingga 14% pada tahun 2024. Kerja yang tidak ringan, mengingat angka stunting secara nasional saat ini masih menyentuh 24,4%.
Di lingkungan kerjanya, Sukardiasih bakal mengoptimalkan sinergi dan kolaborasi berkelanjutan secara lintas sektoral. “Jadi kami sedang gencar untuk pendekatan-pendekatan kepada siapa yang akan kita ajak, semuanya harus kita rangkul untuk bergerak bersama-sama,” katanya.
Sukardiasih membeberkan dua kendala yaitu langsung dan tidak langsung atau sensitif serta spesifik. Permasalahan sensitif adalah faktor sanitasi, kemiskinan, dan pendidikan. “Itu memang signifikan dengan pemetaan stunting yang tahun 2021 dari SSGI itu di Karangasem kan masih tinggi, Klungkung, kemudian di Bangli, dan di Jembrana,” urainya.
Dikatakan, angka stunting di Bali saat ini 10,9%. Sedangkan untuk stunting di Karangasem, Klungkung, Bangli, dan Jembrana masih menyentuh angka 15% sampai 20%. “Tentunya itu masih menjadi hambatan kita. Kemudian dalam penerapan nanti kita mencegah dari hulu, terutama calon pengantin menjadi hambatan,” bebernya.
“Kalau remaja tidak masalah. Karena semua sudah merangkul. Ada promosi tentang kesehatan remaja dari Dinas Kesehatan, dari Dinas Pendidikan. Khusus calon pengantin ini yang harus kita dapat rangkul,” imbuhnya.
BKKBN Bali dipastikan bakal memberikan edukasi kepada calon pengantin. Edukasi itu idealnya diberikan tiga bulan sebelum prosesi pernikahan. “Bagaimana caranya mereka mau melaporkan, sehingga kita bisa periksa, minimal empat indikator seperti tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan Hemoglobin (HB) itu saja,” katanya.
“Kerjasama ini mungkin nanti akan diwujudkan dengan surat edaran. Namun yang jelas sudah kami siapkan pelurunya, TPK nya. Jadi kalau sasarannya tidak ada, kan susah juga. Maka dari itu, Tim Pendamping Keluarga ini lah yang nanti mendampingi calon pengantin,” pungkasnya. ZOR