Fakultas Sastra Unwar Perkuat Literasi dan Budaya di Kuta Utara

Badung,diaribali.com —
Fakultas Sastra Universitas Warmadewa (Unwar) kembali menegaskan perannya dalam pendidikan publik melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digelar serentak di SMAN 1 Kuta Utara dan Pura Dalem Gede Dalung, Senin (8/12/2025).
Mengusung tema “Bridging Nature and Culture: English Language Education for Sustainability”, program ini mempertemukan akademisi, siswa, dan mahasiswa internasional dalam kolaborasi lintas budaya dan kepedulian lingkungan.
Di SMAN 1 Kuta Utara, tim dosen dan mahasiswa Fakultas Sastra Unwar bersama mahasiswa asing dari Warmadewa International Program (WIP) memberikan pengajaran bahasa Inggris dengan pendekatan komunikatif.
Materi yang dibawakan dirancang untuk memperkuat kemampuan percakapan sekaligus memperkenalkan metode belajar interaktif yang lebih aplikatif bagi siswa kelas XII. Sesi pertukaran budaya oleh mahasiswa WIP menambah ruang dialog, memperluas wawasan siswa mengenai pembelajaran global.
Di saat bersamaan, kelompok mahasiswa lainnya bergerak ke Pura Dalem Gede Dalung untuk menggelar aksi kebersihan. Kegiatan ini menegaskan keterlibatan kampus dalam memelihara ruang spiritual masyarakat sekaligus mengenalkan kepada mahasiswa tentang praktik nyata menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya Bali.
Ketua panitia sekaligus dosen pembimbing, Radha Andhra Swari, S.S., M.Li., menegaskan bahwa PKM ini dirancang sebagai jembatan antara ilmu di ruang kuliah dan kebutuhan masyarakat. “Kami ingin mahasiswa memahami bahwa literasi, budaya, dan lingkungan adalah satu kesatuan yang saling menguatkan,” ujarnya.
Ia berharap pengalaman lapangan ini dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa sekaligus memberi manfaat langsung bagi siswa dan masyarakat setempat.
Dekan Fakultas Sastra Unwar, Dr. Drs. I Wayan Ana, M.Hum., menambahkan bahwa PKM bukan sekadar pengabdian, melainkan bagian penting dari proses pendidikan.
“Mahasiswa perlu melihat, merasakan, dan berinteraksi langsung dengan budaya. Apa yang dipelajari di kelas masih bersifat teori, tetapi di lapangan mereka belajar menghargai dan menjaga budaya sebagai warisan,” katanya. Ia menegaskan bahwa kehadiran mahasiswa internasional juga menjadi ruang pertemuan budaya yang memperkaya proses belajar kedua pihak.
Di akhir kegiatan, Dekan Ana menyampaikan apresiasi kepada pihak sekolah, pengurus pura, dosen, dan mahasiswa yang terlibat. “Kolaborasi seperti ini akan terus kami dorong, karena inilah jembatan terbaik antara kampus dan masyarakat,” ujarnya. (Art)