Dibawah Angka Nasional, Pencegahan Stunting di Bali Tetap Berlanjut

IMG-20220720-WA0001
Foto Bersama Komisi IX DPR RI, BKKBN Provindi Bali bersama Kader Posyandu dan Masayarakat Senganan Usai Sosialisasi KIE Penanganan Stunting.

TABANAN, DiariBali-
Promosi dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali berlanjut di Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Selasa (19/7) bertempat di Balai Desa setempat.

Meski Bali berada dibawah angka prevalensi nasional, namun Bali tetap gencar menekan persepatan angka stunting untuk mewujudkan Bali zero stunting. Hal ini dilakukan untuk diwujudkan demi melahirkan generasi yang unggul, sehat, dan cerdas terwujudnya negara yang kuat.

Kampanye percepatan penurunan stunting ini terselenggara atas kerja sama Komisi IX DPR RI I Ketut Karuyasa Adnyana dapil Bali dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Sekretaris Desa Senganan I Wayan Supartika menyampaikan, wilayahnya dihuni oleh 6.700 jiwa, 325 di antaranya balita, serta 21 ibu hamil. Desa Senganan, menurut Supartika, telah melaksanakan pendampingan khusus ibu hamil dan balita sesuai program-program Puskesmas I dan II Penebel.

Sehingga sampai saat ini, belum ditemukan kasus stunting di Senganan. “Semoga dengan kegiatan ini masyarakat kami mendapat pencerahan sehingga ke depan tidak ada stunting,” harapnya.

Bupati Tabanan, diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan I Wayan Kotio menjelaskan, prevalensi stunting secara nasional sangat mengkhawatirkan, yakni 24,4 persen atau perbandingan satu dari empat anak.

Sedangkan di Kabupaten Tabanan sebesar 9,2 persen. Meski tergolong kecil, Pemkab Tabanan punya komitmen yang sama dengan pemerintah pusat dan seluruh instansi dalam menurunkan prevalensi stunting sesuai semangat Presiden Jokowi dengan menerbitkan Perpres 72/2021.

BACA JUGA:  Kerahkan 81 Ribu Personil, PLN Sukses Amankan Kelistrikan saat Nataru

“Rawatlah anak-anak dari sekarang, karena di masa depan merekalah yang merawat bangsa dan negara ini,” pesan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya.

Direktur Kerja Sama Pendidikan Kependudukan BKKBN Edi Setiawan mengapresiasi Bali sebagai provinsi dengan kasus stunting terendah di banding provinsi lainnya se Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gisi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Provinsi Bali sebesar 10, 9 persen.

“Jadi Bali ini setara dengan negara maju seperti Singapura. Semoga tren ini berlanjut, bahkan zero stunting,” harap Edi.

Edi menekankan, stunting menjadi ancaman negara jika tidak ditangani secara serius. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika sebagian besar penduduk suatu negara bertubuh pendek, tidak cerdas dan sakit-sakitan.

“Kalau kondisinya seperti itu akan menjadi beban negara. Sehingga bukan problem kesehatan saja tapi ekonomi juga. Negara akan menanggung beban yang berat. Karena kami mengajak masyarakat untuk mencegah betul stunting ini,” tehas dia.

Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana mengungkapkan hal senada. Mengutip pernyataan tokoh bangsa Megawati Soekarnoputri, dengan kekayaan sumber pangan yang dimiliki Indonesia, seharusnya tidak ada warganya yang menderita stunting.

Kariyasa menekankan pentingnya melakukan diversifikasi pangan, misalnya mengganti atau mencampur beras dengan umbi-umbian, memperkaya asupan sayur dan daging yang bersumber dari pangan lokal.

Diaebutkan, yangb membuatnya terkejut kasus stunting di Bali justru terjadi di Kota Denpasar. Ini membuktikan bahwa stunting juga mengancam masyarakat menengah ke atas karena disebabkan pola asuh dan pola makan yang salah.

BACA JUGA:  Winie Kaori Terima Penghargaan Gender Champion PUG, saat Puncak PHI ke-96

“Berarti ada salah pola asuh. Mungkin karena orangtuanya terlalu sibuk bekerja di perkotaan sehingga anak diasuh pembantu. Di sanalah terjadi masalah cakupan gizinya tidak memenuhi standar,” jelas Kariyasa.

Pada agenda kampanye tahun ini, pihaknya juga menyasar sejumlah SMA/Sederajat di Bali sebagai lokasi sosialisasi. Kariyasa berkomitmen merealisasikan program yang menyentuh langsung masyarakat bersama seluruh mitra Komisi IX DPR RI.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih tampil memaparkan materi pencegahan stunting. Kegiatan ini turut menghadirkan pasangan calon pengantin yang akan menikah tiga bulan mendatang. Sementara kegiatan dihadiri seluruh Kader Posyandu/PKK, bidan, Puskesmas Penebel dan masyarakat umum.

Kegiatan diakhiri dengan penampilan Bondres Nongnongkling, sebagai wahana hiburan untuk menyampaikan pesan, informasi yang bermanfaat yang menjadi sasaran kegiatan BKKBN dalam pencegahan penurunan angka stunting di Pulau Dewata. (ART).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *