


Dewa Indra Minta Bulan Bahasa V Lebih Menarik

DENPASAR, diaribali.com – Bulan Bahasa Bali ke-V tahun 2023 digelar sebulan penuh 1-28 Februari mendatang. Bulan Bahasa Bali tahun ini diprediksi lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dari konten-kontennya yang lebih inovatif dan varatif.
“Karena itu, saya minta garansi kepada panitia, Bulan Bahasa Bali ke-5 ini harus jauh lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya,” pinta Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra saat Rapat Pleno Bulan Bahasa Bali ke-5 Tahun 2023 di Ruang Wiswa Sabha Utama Kantor Gubenur Bali, Rabu (25/1).
Rapat kali ini tergolong sangat lengkap, karena dihadiri oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja serta kepala dinas terkait.
Baca juga HUT Ke-54 Perdiknas “Cinta Itu Bersyarat”
Hadir pula Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kota atau perwakilannya, Kapolresta Denpasar, Kapolsek Denpasar Timur. Kepala UPTD Taman Budaya, Tim Kreatif, Tim Penyuluh Bahasa Bali dan seluruh panitia,
Dewa Indra menegaskan, tidak ada alasan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ke-V ini tidak lebih baik dari sebelumnya. Itu karena, sudah memiliki pengalaman, untuk melaksanakan kegiatan ini. Baik pengalaman bekerja sama, berkolaborasi, dan mengekplorasi lagi kaedah-kaedah sastra dan bahasa Bali.
Tak hanya itu, tim Bulan Bahasa Bali ke-V ini juga semakin baik, terutama wawasannya yang sudah sangat baik, sehingga tinggal memadukannya saja. “Tadi seluruh tim sudah bertekad Bulan Bahasa Bali ke-5 ini harus lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Baca juga SMK Teknas Hadirkan 2 Tokoh Perempuan pada Talk Show “Menuju Generasi Cerdas dan Kompetitif”
Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali kali ini memang ada peningkatan. Terutama dalam wimbakara (lomba). Kalau dulu, ada sekitar 10 lomba, kali ini ada sekitar 16 lomba. Hal itu, tentu juga melihat perkembang-perkembangan yang bisa diarahkan ke dalam Bahasa Bali.
“Misalnya, tidak hanya pidato Bahasa Bali, tetapi juga media sosial agar kita bisa menggaet para generasi muda kita. Bahasanya tetap Bahasa Bali, tetapi caranya kita mensosialisasikan bermacam-macam,” katanya.
Caranya, dengan mengadopsi kegiatan-kegiatan ataupun sosialitas kehidupan kekinian, sehingga Bahasa Bali ini benar-benar bisa membumi.
Baca juga FP Unwar Gelar Yudisium Ke-70, Lulusan Diminta Jadi Job Creator
Bahasa Bali itu, jelas dia, tak hanya dijadikan media komunikasi hanya sebatas tulisan atau acara-acara resmi lainya, tetapi benar-benar menjadi Bahasa Ibu, bahkan menjadi bahasa utama utamanya dalam keluarga.
“Anak-anak kita sekarang baru lahir sudah berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa Inggris dengan orang tuanya. Mereka jarang diajak berbahasa Bali. Jadi, itu nanti kita stressing setelah pelaksanaan Bulan Bahasa Bali dievaluasi dari sebelumnya. Nah, itu yang akan lebih kita tingkatkan,” ucap Mantar Rektor ISI Denpasar ini sesrius.
Untuk meyakinkan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ditingkat desa, Dinas Kebudayaan mempunyai sebanyak 650 lebih penyuluh Bahasa Bali yang tersebar di desa-desa. Masing-masing desa ada seorang penyuluh yang bertugas sebagai matanya Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Bali.
Penyuluh bahasa Bali ini akan membantu serta melihat setiap pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat desa.
Baca juga Hut Ke-52 Asita Dirangkai dengan Rakerda
“Edaran sudah kita lakukan, bahkan Gubernur Bali dengan tegas mengatakan, dana desa dan juga anggaran yang digelontorkan untuk desa adat wajib hukumnya digunakan untuk menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali. Itu yang akan kita tuntut kepada desa dan desa adat agar harus menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali,” ungkapnya.
Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema “Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani” yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk. Sementara Naga Nagendra (naga laut), sebagai simbol awal kehidupan dan kemakmuran, gemah ripah. Ast