iklan warmadewa

Ciptakan Lulusan Berkualitas, Teknaska Review Kurikulum

IMG-20250710-WA0112
Review Kurikulum dan Workshop SMK Teknologi Nasional Denpasar.

Denpasar,diaribali.com
Dalam upaya menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), SMK Teknologi Nasional (Teknaska) menggelar kegiatan Review Kurikulum dan Workshop Tahun Pelajaran 2025/2026.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai 9-10 Juli 2025, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Crisna Adijaya, S.STP., MM, bersama Sekretaris Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Ketut Gede Sri Divya Tuvoli Amararaja.

Dalam sambutannya, Crisna Adijaya menekankan pentingnya tiga aspek utama dalam peningkatan kualitas lulusan SMK, khususnya di Teknaska. Ketiga hal tersebut yakni penguasaan bahasa asing, kesiapan mental (mentality), serta jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

“Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, sangat penting karena industri saat ini mencari lulusan dengan nilai tambah. Selain itu, banyak masukan dari industri soal kesiapan mental siswa yang dinilai masih lemah, mudah menyerah dan putus asa. Maka itu, pendekatan soal-soal yang mengasah critical thinking perlu ditingkatkan. Terakhir, lulusan SMK harus diarahkan tidak hanya sebagai tenaga kerja, tetapi juga menjadi wirausahawan,” ujarnya.

Kepala SMK Teknaska, Dr. Ni Wayan Parwati Asih, menyebutkan bahwa kegiatan review dan bedah kurikulum ini menghadirkan perwakilan industri yang menjadi mitra sekolah. Mereka diminta memberikan masukan terhadap rancangan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

BACA JUGA:  Kurangi Air Kemasan, Puri Agung Jrokuta Bagikan Tumbler kepada Pamilet Karya Atma Wedana

“Setiap kompetensi keahlian menghadirkan perwakilan industri masing-masing untuk memberi masukan terhadap kurikulum yang akan kami terapkan pada tahun ajaran mendatang,” jelasnya.

Terkait aspek mentality yang disorot, pihak sekolah, kata Parwati Asih, telah menyiapkan berbagai upaya, seperti pelatihan kepribadian sejak dini, pembinaan dari guru Bimbingan Konseling (BK) dan psikolog, serta menghadirkan guru tamu dari industri untuk memberikan pemahaman tentang budaya kerja.

“Kami ingin siswa memiliki bayangan dan kesiapan yang matang ketika terjun ke dunia kerja,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa seluruh masukan dari industri dan masyarakat akan diterima secara terbuka demi kemajuan lembaga. “Kritik itu penting karena yang bisa menilai baik atau tidaknya sekolah adalah masyarakat,” katanya.

Menurutnya, kegiatan ini sangat penting bagi para guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah. Ia menekankan bahwa sehebat apa pun kurikulum yang dirancang, jika tidak diimplementasikan dengan baik oleh guru, maka akan gagal mencapai tujuan pembelajaran.

“Begitu juga sebaliknya, jika implementasi hebat tetapi kurikulumnya tidak kuat, maka hasilnya juga kurang maksimal. Kurikulum dan guru harus sama-sama kuat. Jika keduanya berjalan dengan baik dan transfer knowledge efektif, maka siswa akan menerima pembelajaran secara utuh dan hasil akhirnya pun akan berkualitas,” tutupnya. (Art)