Cegah Stunting, BKKBN Bali Bersama PPKB Tabanan Luncurkan Program Dahsat

IMG-20220418-WA0018
Demo Memasak Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali bersama Chef saat peluncuran Program Dahsat.

TABANAN,DiariBali.com-
BKKBN Provinsi Bali terus berupaya dalam penekanan angka stunting di Pulau Dewata melalui berbagai program. Kali ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kab. Tabanan, meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) di Kampung KB Belalang, Kec. Kediri, Kab. Tabanan pada Kamis, (18/4).

dr. Ni Luh Gede Sukardiasih menjelaskan, program Dahsat ini merupakan salah satu upaya mengatasi Stunting dengan penyediaan makanan yang sesuai dan memenuhi standar kebutuhan nutrisi dan gizi.

“Dahsat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Dengan melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya” Jelasnya.

Melalui program Dahsat ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat agar bisa menyediakan dan mengolah makanan dengan memperhatikan nutrisi dan gizi seimbang sebagai asupan bagi ibu hamil, bayi dan balita.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa stunting ini tidak bisa diobati, hanya dapat dicegah. Kesempatan pencegahan stunting ada pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhitung sejak pertemuan sel telur dengan sel sperma sampai si anak umur dua tahun kurang sedikit.

“Kunci sukses dalam pencegahan stunting ialah pemenuhan gizi seimbang pada Ibu hamil dan menyusui. Gizi seimbang itu tidak mahal,  tapi kuncinya adalah protein hewani seperti telur dan ikan,” Ujarnya.

Sementara Kepala Dinas PPKB Kab. Tabanan, dr. I Nyoman Suratmika, menjelaskan, bahwa stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita dalam jangka waktu yang lama yang diakibatkan oleh faktor gizi dan pola asuh.

“Faktor gizi di sini erat kaitannya dengan makanan, bahannya ada, tetapi kadang ibu-ibu kurang bisa membuat makanan yang menarik, jadi analnya tidak mau makan” Jelasnya.

Suratmika berpesan agar pihak desa melalui pokja Kampung KB dan PKK agar dapat terus melalukan pembinaan kepada keluarga untuk memanfaatkan pekarangan rumah dalam pencegahan stunting melalui sajian yang sehat dan menarik.
Dijelaskan saat ini kondisi stunting di Tabanan sudah relatif kecil.

Menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sudah mencapai 9,2%, di bawah rata-rata provinsi yang mrncapai 10,9%. “Namun kita tidak boleh lengah, harus terus bekerja bersama agar tidak naik, tetapi bisa menurunkan,” imbuhnya.

Pada Peluncuran Dahsat ini juga dilakukan demo masak oleh chef dengan memanfaatkan bahan pangan lokal setempat untuk pengolahan menu pencegahan stunting. Selain itu untuk memotivasi kegiatan serupa di Kampung KB, BKKBN Bali juga memberikan bantuan sarana dan peralatan memasak seperti kompor, panci, blender. (ZOH)