WhatsApp Image 2021-12-03 at 10.15.20 PM
Technical Asistance Apex BPR oleh BPD Bali.

DENPASAR-DiariBali
Program digitalisasi sistem pembayaran terus digaungkan oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali. Setiap kesempatan BI terus mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) maupun lembaga keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) agar mengikuti trend perkembangan digitalisasi dalam sistem pembayaran untuk meningkatkan produktivitas UMKM maupun usaha, salah satunya dengan menggunakan sistem pembayaran QRIS.

Dengam sistem pembayaran digital QRIS ini akan mampu memberi kemudahan bagi pelaku UMKM agar lebih cepat, aman, dan tanpa resiko. Terbukti di Bali sendiri, sudah 370 ribu lebih merchan atau pedagang sudah menggunakan digitalisasi untuk bertransaksi.

Filianingsih Hendarta, Asisten Gubernur Bank Indonesia Pusat, mengatakan, saat ini merchan QRIS sudah melampaui target dari 12 juta sampai akhir tahun, kini sudah mencapai 13 juta lebih. Dari 13 pengguna QRIS tersebut, 96 persen merupakan kalangan UMKM. Jadi, di Indonesia itu digitalisasi dimulai dari UMKM dan masyarakat berpenghasilan tetap.

“Di Bali dukungan BPD Bali dalam sosialisasi QRIS luar biasa. Seperti diketahui QRIS itu bukan masuk di mall saja, melainkan sampai pedagang kaki lima. Jadi QRIS milik semua lapisan,” ujarnya saat dirinya menjadi keynote speaker acara sosialisasi QRIS untuk UMKM dan BPR di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center, Jumat (3/12).

Filianingsih menambahkan, selain memberikan efisiensi, QRIS merupakan transaksi digital yang tepat di tengah pandemi ini. Pasalnya tanpa harus bersentuhan dan berkerumun saat melakukan transaksi, transaksi bisa dilakukan dengan sangat efisein dan dapat melakukan transaksi asalkan membawa smartphone.

BACA JUGA:  Terjawab, Komunitas Kendaraan Listrik Buktikan Aman Tempuh Jarak Jauh

Di Bali sendiri antusiasme masyarakat dan pelaku UMKM untuk menggunkan QRIS sangat tinggi. Bahkan sebagai penggerak BPD Bali sempat mendapatkan penghargaan Award oleh BI sebagai penyalur kredit terbanyak.

Tantangan, lanjut Filianingsih, bagi UMKM pada era digitalisasi penjualan bisa menggunakan sarana digitalisasi tidak perlu harus memiliki toko dapat melakukan isaha atau berjualan. Disamping juga dengan berjualan di media sosial aau E-comers atau pembayaran tanpa tatap muka dapat dilakuan. Maka bagi UMKM harus didorong untuk digitalisasi. “QRIS ini sarana peningkatkan produktivitas untuk percepatan pembayaran,” pingkasnya.

Dalam kesempatan yang sama Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda, mengungkapkna BI Bali selama ini gencar melakukan sosialisasi terkait digitalisasin di mall maupun tempat ibadah sudah dilakukan secara berkala. Meski sudah tercapai target yang ditetapkan, namun pihaknya akan terus melakukam sosialisasi QRIS.
“Kita nanti akan tetap melakukan sosialisasi secara intensip,” ungkapnya.

Pihaknya berharap kepada Penyedia Jasa Sistem Pembayaran ( PJSP) agar mampu mencontoh sebagaimana yang dilakukan BPD Bali dalam memberi kredit kepada UMKM dan terus melakukan sosialisasi agar di objek-objek wisata, restoran maupun UMKM menggunakan QRIS. (Tim)