Belajar Mandiri dari Balik Lapas

Nusakambangan,diaribali.com –
Lapas Nusakambangan kini tak lagi sekadar tempat menjalani hukuman. Berkat program pelatihan pengelolaan limbah batu bara (Fly Ash dan Bottom Ash atau FABA), para warga binaan berhasil menyulap sisa pembakaran PLTU Adipala menjadi produk konstruksi bernilai ekonomi seperti batako, paving block, dan buis beton.
Menggandeng PT PLN (Persero), Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) menghadirkan workshop FABA yang memanfaatkan lahan tidur di pulau Nusakambangan. Kini, 30 warga binaan aktif memproduksi bahan bangunan dengan kapasitas produksi mencapai 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun—berpotensi meraih omzet hingga Rp5,4 miliar per tahun.
Menteri Imipas, Agus Andrianto, menyebut program ini sebagai bagian dari transformasi lapas menjadi pusat pembinaan yang memberdayakan. “Ini bukan sekadar pelatihan kerja, tapi bekal nyata untuk hidup mandiri setelah bebas,” ujarnya saat meninjau lokasi pada Selasa (9/9).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengapresiasi semangat warga binaan dan menegaskan bahwa program ini menjadi solusi lingkungan sekaligus pembuka peluang ekonomi sirkuler. “Produk mereka punya kualitas premium dan bisa bersaing di pasar industri,” kata Darmawan.
Bagi warga binaan, seperti Kevin Ruben Rafael dan Listianto, program ini menjadi titik balik kehidupan. “Ilmu ini akan sangat berguna saat kami kembali ke masyarakat,” ujar Kevin.
Kesuksesan program ini membuka harapan baru: menjadikan Nusakambangan sebagai percontohan nasional bagi lapas produktif dan berdaya. (Art)