iklan warmadewa

Aura Fest Warnai Dies Natalis ke-46 UNR

IMG-20250519-WA0079
Pembukaan Aura Fest Universitas Ngurah Rai memoeringati Dies Natalis ke 46, Minggu (18/5).

Denpasar,diaribali.com
Universitas Ngurah Rai (UNR) di bawah naungan Yayasa Jagadhita Denpasar, memaknai usia ke 46 tahun sebagai momentum menuju go global namun berbasis pada kekuatan kearifan lokal Bali.

Spirit itu tampak dari berbagai rangkaian Dies Natalis ke-46 tahun 2025 yang puncaknya digelar 23 Mei mendatang. Adapun kegiatan pelestarian budaya yang telah sukses digelar yakni, lomba ngelawar dan lomba baleganjur bebarongan bertajuk Aura Fest.

Aura Fest yang kali pertama digelar ini, diikuti enam sekaa gong muda dari wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. Para supporter masing-masing tim juga tampak memadati halaman Kampus UNR, Minggu (18/5/2025) petang.

Dewan juri yang dilibatkan dalam Aura Fest, di antaranya, I Wayan Situ Banda, I Wayan Arik Wirawan dan I Komang Tri Sandyasa Putra. Setelah semua peserta tampil, dewan juri pun menetapkan para pemenang.

Juara I diraih oleh Sekaa Tasik Kulagitha, disusul Satya Githa Budaya sebagai juara II, dan Danu Swara di posisi juara III. Juara Harapan I disabet Sekaa Gong Langu Gurnita, disusul Gita Sari Kencana, serta Seni Madu Manikcram. Untuk juara Favorit didapatkan oleh Sekaa Tasik Kulagitha.

Ketua Panitia Lomba Baleganjur Bebarongan Aura Fest 2025, Angga Mahadira, menjelaskan, konsep lomba ini lahir dari keresahannya terhadap budaya Bali yang terancam era globalisasi yang serba digital. “Jangan sampai seni dan Kebudayaan Bali ikut tergerus perkembangan zaman,” ujar Angga.

BACA JUGA:  Pengukuhan Bendesa dan Prajuru Desa Adat Intaran, Jaya Negara: Perkuat Sinergi Adat dan Pemerintah

Sebagai Implementasi Konsep Tri Hita Karana, yakni 3 penyebab harmonisasi dan kebahagiaan, yang didalamnya terdapat hubungan manusia dengan lingkungan (palemahan), hubungan manusia dengan manusia (pawongan) dan hubungan manusia dengan pencipta (parhyangan), menjadi landasan masyarakat Bali yang perlu dijaga dan lestarikan.

Di sanalah budaya menjadi titik kunci utama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari Masyarakat Bali. “Penting bagi kita generasi
muda menjadi garda terdepan untuk nindihin kesenian Bali yang merupakan warisan dari leluhur kita terdahulu,” kata Angga.

Menurut dia, Aura Fest memiliki makna energi atau semangat yang terpancarkan dari perjuangan dan budaya Bali, sejalan dengan tema “Sangaskara Silpa Utpadana Satya Kala” yang bermakna “Pemulihan Seni Mewujudkan Keindahan Masa Depan”. “Aura Fest mencermikan sebuah festival yang tidak hanya merayakan seni, budaya dan tradisi Bali, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang semangat nasionalisme, kebanggaan terhadap warisan lokal, serta keinginan untuk menjaga dan meneruskan nilai-nilai luhur,” jelasnya sembari berharap even selanjutnya bisa menjaring lebih banyak peserta.

Rektor UNR Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, MM., M.Hum., mengaku bangga dengan inisiatif mahasiswa (BEM), UKM Seni/Tabuh. Hal ini menunjukkan mahasiswa UNR memiliki inovasi dibalut kecerdasan. Segala sesuatu dari persiapan sampai hari puncak juga dilakukan mandiri oleh mahasiswanya.

Aura Fest, menurut rektor, semakin membanggakan jika didalami tujuan serta makna filosofisnya. Karena mahasiswa sebagai agen perubahan adalah garda terdepan melestarikan budaya leluhurnya.

BACA JUGA:  Wawali Arya Wibawa Hadiri Pembinaan Sekaa Taman Penasar PNB Art Community

“Dari sisi filosofis, megambel itu bukan sekadar memukul alat. Tapi bagaimana memainkan tempo, memadukan nada dari dari alat yang berbeda, ada leadership-nya sehingga melahirkan alunan merdu yang enak didengar,” kata Prof. Tirka.

Filosofi dari megambel itu, lanjut Prof. Tirka, persis seperti mengelola institusi pendidikan. Semua suara aspirasi yang ada dipadukan oleh pimpinan sehingga UNR lebih maju lagi dan siap melahirkan generasi petarung di segala era, layaknya semangat perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai.

Senada, Bendahara Yayasan Jagadhita Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., MAP., memaknai usia hampir setengah abad ini sebagai masa emas untuk menapaki target-target internasional dalam kaitannya dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Sebagai perguruan tinggi swasta tertua kedua di Bali, kata Diah, UNR telah melahirkan putra-putri terbaik hingga level menteri. Kerja sama internasional pun telah direalisasikan bahkan ditingkatkan. Hal ini diiringi dengan penguatan sumber daya internal, baik kualifikasi dosen dan sarana.

“Yang terbaru kami telah bangun apartemen lengkap dengan cafe untuk menyambut mahasiswa asing yang kuliah di UNR. Untuk dosen doktor dan profesor kami terus meningkat tiap tahun. Begitu pun penambahan program studi,” pungkas Diah.

Pihaknya optimistis, UNR yang memiliki sejarah panjang akan tetap mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. (Art)