Arya Wibawa Buka Musda VII MUI Denpasar

IMG-20251101-WA0019
Wawali Denpasar Arya Wibawa saat membuka Musda VII MUI Kota Denpasar, Sabtu (1/11).

Denpasar, diaribali.com

Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri sekaligus membuka secara resmi acara Musyawarah Daerah (Musda) VII Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar di Gedung Wanita Santi Graha, pada Sabtu (1/11).

Hadir pada kesempatan tersebut DPRD Provinsi Bali, A.A. Putu Gede Wibawa, Ketua Umum MUI Provinsi Bali, Drs.H.Mahrusun Hadyono, Ketua MUI Kota Denpasar, KH. Syaefuddin Zaini, Kepala Badan Kesbangpol Kota Denpasar, A.A. Ngurah Gede Darma Putra Atmadja, serta para jajaran terkait lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa mengungkapkan apresiasinya dan penghargaan kepada segenap jajaran pengurus MUI Kota Denpasar yang selama ini telah menjadi mitra strategis Pemerintah Kota dalam menjaga kerukunan, ketenteraman, dan membina umat, agar umat di tengah kemajemukan terbangun kebersamaan, toleransi antar agama sehingga terbangun umat yang kuat dan senantiasa bersinergi dalam membangun kota Denpasar.

“Atas nama Pemerintah Kota Denpasar, saya mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya MUSDA-MUI tahun 2025 ini. Peran MUI sebagai “Khodimul Ummah” (Pelayan Umat) dan “Shodiqul Hukumah” (Mitra Pemerintah) sangatlah vital, terutama dalam menjaga akidah umat dari berbagai paham yang menyimpang.

Meningkatkan kualitas pendidikan dan moral keagamaan masyarakat, menjadi perekat persatuan dan penjaga toleransi antar umat beragama di Kota Denpasar yang kita cintai ini, yang mana semua itu sangat sejalan dengan semangat Tri Hita Karana,” ungkap Arya Wibawa.

Ketua MUI Kota Denpasar, KH. Syaefuddin Zaini dalam sambutannya menuturkan, MUI Kota Denpasar ingin menguatkan peran ulama mewujudkan umat yang moderat dan bermartabat.

“Secara kelembagaan, kami mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Denpasar, kami bisa diberi kesempatan mengadakan Musda MUI VII pada hari ini. Sesuai dengan tema pada kegiatan hari ini, kita ingin menguatkan peran ulama dalam mewujudkan umat yang moderat dan bermartabat,” tutur KH. Syaefuddin Zaini

Lebih lanjut dikatakan oleh KH. Syaefuddin Zaini, pengertian dari moderat yakni menjadi orang Islam yang tidak kaku, tetapi lentur, karena masih ada orang yang membenturkan agamanya dengan tradisi setempat, umat dikatakan moderat indikasinya adalah bersifat kooperatif dengan tradisi yang ada, serta perilaku yang bermartabat secara ekonomi dan politik itu bisa dibentuk dan diraih bersama. (db)