Akademisi Unwar Terlibat dalam Mengembangkan Desa Wisata Singapadu Tengah

IMG-20240629-WA0007
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Warmadewa (Unwar) di Desa Singapadu Tengah

GIANYAR, diaribali.com – Berada di antara kawasan Destinasi Wisata Mendunia, Ubud dengan pusat Kota Denpasar, menjadikan Desa Singapadu Tengah jengah akan perkembangannya. Dengan kondisi strategis yang dimiliki, Desa Singapadu Tengah optimis dapat menggaet wisatawan.

Tidak hanya keindahan alam dari Subak yang dimiliki, beraneka ragam kesenian dan keindahan spiritual juga menjadi daya tarik Desa Singapadu Tengah. Inisiatif ini pun sudah dijalani oleh pokdarwis setempat pada tahun 2019, namun kandas karena adanya pandemi.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dananya bersumber dari hibah institusi untuk mengedukasi dan memberikan sosialisasi kepada kelompok sadar wisata di Singapadu Tengah terkait upaya pemasaran terkini serta langkah-langkah yang harus diperhitungkan terkait pembiayaan pengembangan Desa Wisata.

Perwakilan Desa Singapadu Tengah serta Pokdarwis mengakui bahwa selama ini dalam mengembangkan desa wisata, masih banyak kekurangan dalam hal promosi serta kelembagaan. Selain itu, adapun kendala pembiayaan yang dialami karena banyak pelaku sadar wisata di Desa Singapadu Tengah yang terkena imbasnya secara personal.

Untuk mengakomodasi keluhan tersebut, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) hadir memberikan perspektif baru terkait berbagai macam upaya yang dapat dilakukan untuk memasarkan atraksi wisata yang akan dikembangkan.

“Salah satunya memanfaatkan perkembangan media sosial agar dapat menarik minat wisatawan lebih luas tidak hanya mengandalkan kerjasama dengan travel agent,” jelas Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Warmadewa (Unwar), Sukmasari Triana Gita Putri, didampingi anggota A.A. Punia Artawan, serta mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), UnwarUnwar, belum lama ini.

BACA JUGA:  Unwar Terakreditasi Unggul dan Raih 8 Penghargaan dalam LLDikti 8 Award 2024

Selain mengandalkan kerjasama dengan travel, lanjutnya, bisa juga memasarkan keunikan yang dimiliki Desa Singapadu Tengah dengan biaya yang minim untuk kawasan arsitektural dengan kearifan lokal di Br. Belaluan, seni ukur batu paras, serta keindahan pesona alam jogging track di Subak Wahem melalui konten, iklan, bahkan membuat live streaming di media sosial.

Selain itu, kata Sukmasari yang juga dosen dengan keahlian pemasaran ini, bahwa potensi lainnya yang dapat dikembangkan untuk mendukung terwujudnya eksistensi desa wisata di Singapadu Tengah seperti membuat aktivitas kunjungan yang menjadi atraksi bagi para wisatawan.

Sementara Direktur Bumdes Kesari Amertha Sari, berpendapat aktivitas yang menjadi potensi atraksi juga perlu didukung dengan situasi yang mendukung seperti adanya interpretasi serta kebersihan lingkungan.

“Dengan adanya pendampingan dari Akademisi Unwar, semoga pengembangan Desa Wisata yang sempat tertunda karena pandemi bisa terlaksana. Karena untuk teknis solusi pelaksanaannya, pihak desa dan pokdarwis semakin mendapatkan gambaran yang jelas terkait solusi dari permasalahan yang dihadapi saat ini,” harapan dari Sekertaris Desa Singapadu Tengah.

Pengabdian ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan jenis-jenis pemasaran serta memberikan solusi untuk masalah keuangan yang dialami, tetapi juga berfokus pada adanya keberlanjutan desa wisata di Singapadu Tengah.rl