Akademisi Unwar Lakukan Pendampingan Pengelolaan Serati di Sading
BADUNG, diaribali.com-Tiga dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa (Unwar) yakni Ketut Sudarmini, Gusti Ayu Sugiati dan I Dewa Ayu Eka Pertiwi melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa “Pendampingan Manajemen Pengelolaan Kelompok Serati Banten Desa Adat Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Sebelumnya, tim pengabdi melakukan observasi terhadap mitra. Hasilnya, tim menemukan satu fenomena bahwa konsumen ingin dilayani dengan baik, seperti bantennya segar, tepat waktu dan pelayanan prosesi upacaranya berjalan baik.
Di samping itu, pemenuhan permintaan banten tersebut dilayani oleh satu kelompok serati saja yang terdiri dari beberapa serathi, dimana permintaan banten yang untuk tingkatan upacara tinggi membutuhkan tenaga yang banyak dan ketepatan waktu penyelesaian sehingga sering kelompok serati ini kewalahan. “Selain itu pesanan banten sering bersamaan waktunya antara pelanggan yang satu dengan yang lain,” kata Sudarmini di Denpasar, Sabtu (9/7).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut Sudarmini, seharusnya ada manajemen pengelolaan serati ini. Artinya ada kelompok serati yang sudah memiliki pelanggan yang banyak mengkoordinir kelompok -kelompok serati yang ada untuk mendistribusikan permintaan banten -banten yang membutuhkan tenaga banyak dan penyelesaian yang cepat.
Dengan adanya pendistribusian pesanan tersebut memberikan nilai positif pada kelompok serati yang lain. “Karena mereka memperoleh konpensasi dari melayani pesanan tersebut. Salah satu kelompok serati yang kami jadikan pendampingan sebagai koordinator,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, desa adat Sading yang terdiri dari kurang lebih 13 banjar Dinas dengan penduduk yang mayoritas beragama hindhu dari berbagai daerah, karena di Desa Sading banyak pemukiman baru/perumahan.
Kondisi sekarang, baik masyarakat asli maupun pendatang, lebih senang membeli dari pada membuat sendiri, karena mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing seperti sebagai karyawan, PNS maupun berwirausaha. “Pilihan mereka membeli karena antara membuat dan membeli tidak terlalu besar perbedaan biaya yang dikeluarkan disamping alasan seperti yang sudah tersebut diatas,” kata dia.
Dengan adanya permintaan banten dari kalangan masyarakat sekitarnya muncullah kelompok kelompok industri upakara yang menyediakan jasa maupun banten yang siap untuk dihaturkan.Permintaan terhadap upacara ini beraneka ragam dari upacara untuk odalan,tiga bulan anak ,otonan ,ngaben,sampai dengan tingkat dewa yadnya yang tingkatan upacaranya sangat kompleks. (rl)