


Sad Kerthi Bakal Masuk Kurikulum SD hingga SMA, Koster Sudah Perintahkan Kadisbud

DENPASAR-DiariBali
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha, Senin (31/1), di Denpasar, mengaku telah diperintahkan oleh Gubernur Bali untuk segera berkoordinasi dengan dinas pendidikan, provinsi maupun kabupaten/kota terkait rencana memasukkan nilai kearifan lokal Sad Kerthi ke dalam kurikulum pendidikan.
Rencananya, Pemerintah Provinsi Bali akan memasukkan nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam kurikulum pendidikan dari jenjang SD hingga SMA untuk lebih membumikan warisan leluhur mengenai enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan masyarakat Bali itu.
Arya Sugiartha menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber pada webinar bertajuk “Peran Krama Istri dalam Tata Titi Kehidupan Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi”.
“Materi Sad Kerthi akan menjadi salah satu mata pelajaran. Kalaupun nanti susah karena terbentur regulasi dan sebagainya, bisa juga Sad Kerthi ini didomplengkan dengan mata pelajaran bahasa daerah ataupun muatan lokal yang lainnya,” ucapnya pada acara yang diselenggarakan oleh Paiketan Krama Istri (Pakis) Provinsi Bali itu.
Sehingga menurutnya, sosialisasi Sad Kerthi bisa lebih masif. Terlebih, Gubernur Bali Wayan Koster telah mengeluarkan Surat Edaran No 4 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.
Kearifan lokal Sad Kerthi sebagai enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan bagi masyarakat Bali itu terdiri dari Atma Kerthi (penyucian dan pemuliaan jiwa), Segara Kerthi (pemuliaan pantai dan laut), dan Danu Kerthi (pemuliaan sumber air).
Kemudian Wana Kerthi (penyucian dan pemuliaan tumbuh-tumbuhan), Jana Kerthi (pemuliaan manusia) dan Jagat Kerthi (penyucian dan pemuliaan alam semesta). Menurut Arya Sugiartha, nantinya dalam Mata Pelajaran Sad Kerthi akan berisikan mengenai filosofi hingga bagaimana “tata titinya” untuk mencapai Sad Kerthi.
“Pemerintah menginisiasi (Sad Kerthi-red) di awal-awal saja, tidak terus-terusan diinisiasi pemerintah. Kalau Sad Kerthi sudah menjadi kebiasaan dan laku hidup, nantinya tidak diperintah pun sudah bisa jalan,” ujar mantan Rektor ISI Denpasar tersebut.
Dengan demikian, lanjut dia, maka Surat Edaran tentang Sad Kerthi ini tidak hanya ada di atas kertas. “Sosialisasi lewat perbekel dan bandesa sudah, jadi yang lebih jauh diharapkan maksimal itu lewat pendidikan,” katanya.
Untuk lebih membumikan nilai-nilai Sad Kerthi, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali juga tengah menggarap berbagai animasi, sehingga menjadi lebih mudah untuk dipahami masyarakat.
Manggala Pakis Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani memandang penting sangat nilai kearifan lokal Sad Kerthi dan harus disosialisasikan lebih luas.
“Tugas kita sekarang adalah merawat dan menjaga alam maupun budaya dan warisan-warisan leluhur yang adiluhung itu. Pakis Bali intinya mendukung apa yang menjadi kebijakan pemerintah dan kami juga mengajak krama istri untuk senantiasa mengingat dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas dia. rl