Lentera Kecil untuk Anak Denpasar di Tengah Riuh Dunia Maya

Denpasar, diaribali.com
Di sebuah ruang kelas yang diterangi cahaya sore, puluhan siswa Sekolah Dasar tampak duduk dengan mata berbinar. Mereka bukan sedang menunggu jam pulang, melainkan menyimak cerita tentang dunia yang tak terlihat ruang maya tempat mereka bermain, mencari hiburan, sekaligus berhadapan dengan risiko yang belum tentu mereka pahami. Di hadapan mereka berdiri I Made Evan Ariaguna Armanda Putra, R.Up Duta Anak Kota Denpasar Komisi Jaringan, dengan senyum ramah dan gaya tutur yang mudah dicerna anak-anak.
Lewat program bertajuk CAHAYA (Cerdas Aman Hadapi Arus Dunia Maya), Evan mengajak anak-anak Denpasar untuk mengenali dunia digital sebagaimana mereka mengenali lingkungan sekitar dengan rasa ingin tahu, tapi juga dengan kewaspadaan. Program ini lahir dari kegelisahannya melihat semakin banyak anak terpapar perundungan daring, penipuan, hingga konten yang melampaui usia mereka.
“Kami ingin anak-anak punya bekal sejak dini, bukan hanya pintar menggunakan gadget, tapi juga paham risikonya. Literasi digital itu benteng pertama,” ujar Evan di sela penyampaian materi. Belum lama ini.
Di ruang kelas itu, Evan tidak sekadar berceramah. Ia bertanya, mendengar, dan merespons dengan gaya bertutur yang membuat anak-anak merasa dekat. Sesekali ia mengajak mereka bermain peran: bagaimana menolak ajakan orang asing di internet, membedakan informasi palsu, atau apa yang harus dilakukan jika mengalami perundungan online. Tawa kecil sesekali terdengar, menandakan materi yang serius disampaikan dalam suasana yang hangat.
Menjelang petang, program CAHAYA belum berhenti. Evan dan tim bergerak menyusuri sejumlah titik kota. Dari taman kota hingga lapangan tempat anak-anak bermain, mereka membangun percakapan sederhana mengenai batasan dalam bermedia sosial. Mereka berbagi pengalaman, mendengar cerita, dan memberi pemahaman bahwa dunia digital bisa menjadi ruang yang aman jika digunakan dengan bijak.
“Anak-anak adalah pengguna digital paling aktif hari ini. Karena itu mereka juga harus jadi pengguna yang paling siap dan paling aman,” kata Evan.
Kegiatan hari itu terasa lebih istimewa karena dirangkaikan dengan perayaan ulang tahun R.Up Duta Anak Kota Denpasar Komisi Jaringan 2025. Di antara lilin kecil dan ucapan selamat, anak-anak yang ditemui tampak antusias. Momen sederhana itu menjadi pengingat bahwa edukasi juga dapat dibalut kebersamaan dan keceriaan.
Program CAHAYA menjadi langkah kecil namun berpengaruh, menyalakan lentera pemahaman di benak anak-anak Denpasar tentang dunia maya yang semakin kompleks. Harapannya, mereka tumbuh sebagai generasi digital yang kritis, aman, dan beretika sebuah cahaya baru untuk masa depan kota. (db)