Dibalik Sabuk Hitam, Ada Hati yang Mendidik

Denpasar, diaribali.com
Dibalik wajah ramah dan sikap bersahaja yang melekat dalam kesehariannya sebagai seorang guru, Pande Gede Sutarsa juga dikenal sebagai pelatih karate andal yang telah banyak mencetak prestasi, baik di tingkat kota maupun provinsi. Sosoknya menjadi panutan, tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di dunia olahraga beladiri di bawah naungan perguruan karate INKANAS.
Sebagai seorang pendidik, Pak Pande yang akrab dikenal dekat dengan siswa. Ia tidak hanya mengajarkan ilmu di kelas, tetapi juga nilai-nilai kedisiplinan, kerja keras, dan sportivitas yang ia terapkan dalam dunia karate. Filosofi mendidik yang ia pegang adalah membentuk karakter kuat sejak dini, baik secara akademik maupun mental, lewat pendekatan yang penuh keteladanan.
Di luar aktivitas mengajar, Sutarsa aktif melatih karate dan telah mengantarkan para atlet binaannya meraih berbagai prestasi membanggakan. Di bawah bimbingannya, para karateka GRISSA berhasil menjuarai berbagai kompetisi, mulai dari Kejuaraan Kota Denpasar hingga ajang tingkat Provinsi Bali. Ia selalu menekankan pentingnya keseimbangan antara teknik, etika, dan semangat juang.
“Prestasi bukanlah tujuan akhir, tapi hasil dari proses panjang yang dibangun dengan disiplin dan ketulusan,” ungkap pria asal Gumi Lahar penyandang sabuk hitam Karate DAN III. Sabtu, (6/9).
Kepeduliannya terhadap pembinaan generasi muda terlihat dari kesediaannya meluangkan waktu di luar jam sekolah untuk melatih para atlet muda, bahkan secara sukarela mendampingi mereka dalam berbagai kejuaraan. Tak jarang, ia juga membantu dalam penggalangan dana untuk mendukung keberangkatan atlet ke ajang kompetisi.
Di mata rekan-rekannya, Pande Sutarsa adalah pribadi yang rendah hati, tekun, dan konsisten. Ia tidak pernah membanggakan pencapaian pribadi, namun lebih memilih untuk membicarakan prestasi anak didiknya dan potensi yang dimiliki generasi muda.
Dedikasi Pande Sutarsa dalam dunia pendidikan dan olahraga menjadikannya sosok inspiratif yang patut diapresiasi. Ia adalah contoh nyata bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembina karakter dan pemimpin dalam membentuk masa depan anak. (Get)