
FK PUSPA Kota Denpasar Wadahi Terapis Perempuan

Denpasar, diaribali.com
Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (FK PUSPA) Kota Denpasar menggelar Workshop Potensi Kewirausahaan Perempuan kepada 40 orang terapis pijat di kawasan Pantai Sindhu, Sanur, Selasa (20/5).
Kegiatan workshop yang bersinergi dengan Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ini, menargetkan peningkatan keterampilan dan standar pelayanan bagi para terapis perempuan, khususnya yang bekerja di kawasan Pantai Sanur, agar pelayanan yang diberikan lebih terorganisir dan mampu meningkatkan pendapatan mereka secara berkelanjutan. Adapun narasumber didatangkan langsung dari Sekar Ring Jagat Training Center.
Hadir langsung sekaligus membuka Workshop yang mengusung tema “Pelatihan SPA Terapis Perempuan di Kota Denpasar” ini, Ketua Umum FK PUSPA Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa. Acara ini juga dihadiri Kepala Bupda Intaran Sanur Anak Agung Teja, perwakilan dari Camat Denpasar Selatan, Lurah Sanur, PKK Sanur, APSAI, Dinas Pariwisata dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Denpasar.
Ketua Umum FK PUSPA Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, menjelaskan bahwa pemberdayaan perempuan memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, dan harus terus dioptimalkan melalui kerja sama lintas sektor, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.
“Diperlukan wadah yang mampu mengakomodasi perempuan pekerja agar mereka lebih berdaya dalam bidang usaha, memiliki daya saing, serta mampu menciptakan peluang ekonomi mandiri,” ujar Ayu Kristi.
Pelatihan ini diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan, khususnya mereka yang bergerak di bidang jasa pijat tradisional di kawasan wisata pantai.
“Melalui pelatihan ini, perempuan diharapkan mampu memanfaatkan potensi lokal di lingkungan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Meskipun banyak perempuan telah berdaya, namun masih ada kelompok perempuan yang belum memiliki akses terhadap pelatihan, pendidikan, dan informasi terkait hak-hak mereka,” tambah Ayu Kristi.
Salah satu peserta dari Kelompok Ketapang Sari, Wayan Rarut Sutarni, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. “Saya sangat senang bisa ikut pelatihan ini. Apalagi kami mendapatkan sertifikat setelah pelatihan. Selama ini pengetahuan kami masih minim, jadi ini sangat bermanfaat. Kami juga bisa bertemu kelompok lain dan menyampaikan kendala serta kebutuhan fasilitas kerja. Semoga bisa ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga didukung oleh Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Denpasar, iCON, Sahabat Anak Indonesia , Hatten Wines dengan harapan ke depan pelatihan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan demi meningkatkan kualitas hidup perempuan di Kota Denpasar. (Ayu/db)