

Pinjol dan Judol Penyebab Angka Budir, Bali Tertinggi Se-Indonesia

Denpasar,diaribali.com–
Bali sebagai tempat destinasi berkelas dunia yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara tidak seindah yang dibayangkan. Dibalik itu, masih terjadi ironi daerah yang juga dijuluki The Island of Paradise . Mengapa tidak, di Bali angka budirnya ternyata tinggi.
Meski Bali sebagai tujuan destinasi wisata dunia, ternyata mencatat rekor tertiggi menjadi daerah dengan angka kematian bunuh diri (budir) tertinggi se-Indonesia. Hal ini mengemuka saat Fraksi Golkar DPRD Provisni Bali menyampaikan Pandangan Fraksi terhadap Ranperda Pungutan Bagi Wisatawan Asing Untuk Pelindungan Kebudayaan Dan Lingkungan Alam Bali dan Rencana Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2025-2055, Selasa (8/4) yang dibacakan Politisi Asal Karangasem, Ni Putu Yuli Artini.
Dikatakan, berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Indonesia Polri yang menerima laporan kasus bunuh diri sepanjang 2023-2024, angka tingkat bunuh diri di Bali mencapai 3,07 atau ada 135 kasus bunuh diri di Bali yang dilaporkan.
Angka tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia.
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berkisar 4,3 juta jiwa, angka tersebut tergolong tinggi. Disampaikan salah satu penyebab kasus bunuh diri di Bali seperti terbelit utang, terutama saat ini adalah judi online dan pinjol (pinjaman online).
Yuliani yang juga putri dari mantan Bupati Karangasem dua periode Wayan Geredeg (2005-2010) dan (2010-2015) ini berharap kepada gubernur Bali dapat mengkaji sehingga angka budir di Bali dapat diminimalisir.
“Mohon saudara Gubernur mengkaji dan
berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait sehingga dapat dilakukan pencegahan kasus bunuh diri di Bali,” harapnya.
Selain itu, Fraksi Golkar Bali juga menyoroti terkait kasus intoleran yang terjadi saat pelaksanaan Catur Brata Penyepian yang terjadi di Kelurahan Loloan Timur, Jembrana.
Ia berharap kepada gubernur Bali agar melakukan komunikasi dengan tokoh-tokoh agama agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di Bali.
“Sehubungan hal itu, terhadap sikap-sikap dan prilaku intoleran seperti yang terjadi di Kelurahan Loloan Timur, Jembrana, pada saat perayaan Nyepi kami mendorong Saudara. Gubernur mengambil langkah tegas dan berkomunikasi dengan tokoh – tokoh lintas agama agar kejadian seperti di Loloan Timur tidak terulang lagi di masa yang akan datang,” pungkasnya. (Art)