90 Persen Perokok Tidak Pernah Menghubungi Layanan Berhenti Merokok
DENPASAR-diaribali.com
Diaribali.com melakukan survey/wawancara langsung kepada 90 orang perokok aktif di sembilan kabupaten/kota se-Bali.
Setiap kabupaten/kota diwakili 10 orang sebagai sampel dengan rentang usaia 19-50 tahun. Sampel berasal dari berbagai profesi hingga kalangan pelajar.
Berdasarkan hasil wawancara, hanya 10 persen atau sembilan orang yang berusaha berhenti merokok dengan memanfaatkan kontak layanan berhenti merokok yang tertera pada bungkus rokok.
Sebanyak 40 persen sampel atau responden mengaku tidak pernah menghubungi layanan tersebut. Bahkan sisanya, sebanyak 50 persen lagi mengaku tidak mengetahui ada layanan kontak berhenti merokok pada bungkus rokok.
Seperti diketahui, layanan berhenti merokok Quitline.INA 0800-177-6565 tercantum di bagian bawah peringatan bahaya merokok pada bungkus rokok.
Layanan ini merupakan inisiatif Kementerian Kesehatan untuk membantu perokok berhenti merokok.
Quitline.INA adalah layanan konseling berhenti merokok gratis yang dapat diakses melalui telepon genggam atau telepon biasa di seluruh Indonesia.
Layanan ini menawarkan berbagai manfaat, seperti: Menyusun rencana dan strategi berhenti merokok, Membantu mengatasi kecanduan, Mendengarkan dan mendampingi selama masa sulit, Memberikan dukungan berkelanjutan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase perokok di Bali pada tahun 2023 adalah 18,9%. Angka ini merupakan yang terendah di Indonesia, setelahnya adalah Kalimantan Selatan dengan 22,24%.
Secara nasional, persentase perokok di Indonesia pada tahun 2023 adalah 28,62%. Angka ini naik 0,36% poin dibandingkan tahun 2022.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memperkirakan jumlah perokok aktif di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 70 juta orang. Dari jumlah tersebut, 7,4% di antaranya berusia 10 hingga 18 tahun. (DBS/SWETA GETAS)