14 Kecamatan di Bali Berpotensi Alami Kekeringan

Musim kemarau
Foto Ilustrasi

BADUNG, diaribali.com – Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menghimbau masyarakat Bali untuk mewaspadai potensi kekeringan sepanjang musim kemarau untuk 14 kecamatan di Bali.

Ke 14 kecamatan yang masuk dalam peringatan tersebut tersebar di lima kabupaten yakni Buleleng, Tabanan, Bangli, Karangasem dan Badung.

“Jika dirinci, Kabupaten Buleleng memiliki sebaran kekeringan yang paling banyak yakni di Kecamatan Banjar, Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, Seririt, Sukasada, dan Tejakula. Kemudian Tabanan di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Bangli di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Karangasem di Rendang dan Kubu serta Kabupaten Badung di Kecamatan Petang,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Nyoman Gede Wiryajaya, Senin (18/9).

Ia melanjutkan, peringatan tersebut dikeluarkan karena di 14 wilayah tersebut sudah tidak turun hujan selama lebih dari 60 hari.

“Bali utara itu sudah tidak turun hujan. Bahkan di Kubu itu sudah 123 hari tidak turun hujan. Jadi sudah sekitar 4 bulanan tidak turun hujan. Di Buleleng Tejakula sudah 40 hari tidak turun hujan. Karangasem, Sukadana itu sudah 70 hari tidak turun hujan,” sebutnya.

“Jadi beberapa wilayah kita beri status awas, siaga maupun waspada. Yang awas itu yang paling tinggi di daerah Bali Utara di Kabupaten Buleleng ditambah dengan Kecamatan Kubu karena sudah terlalu lama tidak turun hujan kita beri status awas. Jadi yang diatas 60 hari tidak turun hujan kita beri status awas,” jelasnya.

BACA JUGA:  Suiasa Nerima LHP Semester II 2024 saking BPK RI Perwakilan Bali

Wiryajaya menambahkan, secara umum, hari tanpa hujan di Bali berada pada kategori sangat pendek yakni satu hingga lima hari tidak turun hujan hingga kategori kekeringan ekstrem. Meski sudah masuk puncak musim kemarau di Bali, namun BBMKG memperkirakan masih berpeluang terjadi hujan di beberapa titik di Pulau Dewata pada 11-20 September 2023. Namun, distribusi curah hujan di Bali secara umum terbilang rendah yakni antara 0-14 milimeter per 10 hari/dasarian.

“Jangan sampai kita berpikir musim kemarau itu tidak ada hujan. Tapi kriterianya masih di kriteria musim kemarau. Dan saat ini kan faktornya cuma lokal saja dan cuma sebentar. Kalau kita lihat untuk wilayah Bali secara umum diprediksi berawan. Namun ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang itu untuk wilayah Bali bagian tengah, Bali Barat, dan Bali timur. Tapi itu sifatnya lokal,” tuturnya.

Menyikapi adanya potensi kekeringan di sejumlah wilayah, Wiryajaya mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan sumber daya air. Saat turun hujan, masyarakat juga diminta melakukan panen air hujan di tempat-tempat penampungan. Zor