Minikino Film Week ke-9 Tayang di 13 Titik di Seluruh Bali

DENPASAR, diaribali.com – Minikino Film Week ke-9 (MFW9) Bali International Short Film Festival yang sudah berlangsung sejak 15 September hingga 23 September 2023 hadir di 13 titik yang tersebar di hampir seluruh Bali. Festival Lounge atau tempat titik temu Festival berada di MASH Denpasar. Selebihnya lokasi tersebar di Denpasar (Alliance Française Bali, Café Teduh, CushCush Gallery, Irama Indah Mini Hall, Tegeh Sari, The Room Apartments), Kabupaten Badung (Geo Open Space, Pantai Karang, Uma Seminyak), Kabupaten Buleleng (Community Screening). Layar tancap (Pop Up Cinema) tahun ini akan diadakan di Desa Adat Pagi, Tabanan.
“MFW9 tahun ini didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan melalui Program Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan Tahun 2023, organisasi serta entitas swasta lain yang turut berkontribusi mewujudkan festival tahun ini yang berasal dari dalam dan luar negeri. Selain itu, kegiatan ini juga didukung oleh beragam kolaborasi dengan berbagai media dan juga komunitas lokal di Bali,” ungkap Direktur Festival MFW9, Edo Wulia, Senin (18/9) malam.
Edo Wulia mengatakan, MFW9 menampilkan total lebih dari 275 film pendek baik dari Indonesia maupun luar negeri dari total 69 negara ditayangkan selama 9 hari penuh di 13 lokasi yang tersebar di Bali. Ia menyebutkan, adapun program film pendek di MFW9 meliputi 33 program internasional, 3 Program Inclusive Cinema, 6 program S-Express 2023 Asia Tenggara, 6 program Indonesia Raja 2023, 4 VR Films, 5 Program Tamu, 7 Market Screening, 1 program Pool Cinema dan Begadang 2023 Official Selection. “Seluruh film dalam program tersebut dilengkapi dengan panduan rekomendasi batas usia, dan takarir Indonesia. Beberapa program film juga akan didampingi oleh relawan profesional sebagai active Listener dari Ikatan Psikologi Klinis HIMPSI Wilayah Bali,” jelas Edo Wulia.
Sementara, Direktur Traveling Cinema, I Made Suarbawa menjelaskan bahwa selama 9 tahun MFW, Pop-Up Cinema terus digelar untuk tetap mempertahankan keterhubungan dengan desa. Selain mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, MFW9 selalu mencari rekanan desa yang aktif dan kerjasama berkelanjutan. “Ini adalah tahun ke dua Desa Adat Pagi menjadi lokasi Pop-Up Cinema. Pasalnya, di sana terdapat komunitas lokal yang mau bergerak dan tertarik dengan program yang MFW sediakan. Dengan ini kami berharap terbentuknya sebuah sebaran budaya menonton dan pemutaran mandiri di Desa,” tuturnya.
Senafas dengan Pop-Up Cinema, semangat memberdayakan komunitas di Bali juga hadir dalam bentuk program baru yaitu Community Screening. Di MFW9 kali ini, komunitas yang terlibat adalah Singaraja Menonton dan Salam Natahrare untuk mengelola pemutaran mandiri di komunitasnya. Program Film yang akan ditayangkan di Singaraja Menonton salah satunya adalah program tamu Unsung Voices 11 dari Toronto Reel Asian, sebuah program yang berisi film pendek karya anak muda diaspora Asia di Kanada.
Pada MFW9 kali ini, lanjut Edo Wulia menambahkan jika Minikino sadar betul tentang budaya film pendek di Indonesia itu datangnya dari komunitas, bukan industri. Oleh karenanya program untuk edukasi dan integrasi lintas komunitas menjadi perhatian MFW9. Di samping Lebih dari 275 judul film yang akan diputar, MFW9 kembali menghadirkan Short Film Market, atau Pasar Film Pendek sebagai bagian dari sub-event MFW9.
Tahun 2023 ini, MFW9 kembali memberikan penghargaan untuk Film-film pendek terbaik yang terbagi dalam beberapa kategori, antara lain; National Competition Award, Best Short Film Of The Year, Best Animation Short, Best Audio Visual Experimental Short, Best Children Short, Best Documentary Short, Best Fiction Short, Programmer’s Choice, Youth Jury Award, Begadang Filmmaking Competition, Rangkai Award, dan RWI Asia Pacific Award.
“Melalui penghargaan-penghargaan ini kami mengharapkan agar Film pendek mulai dilirik dan diapresiasi lebih jauh oleh masyarakat. Festival Film pendek seperti Minikino Film Week yang mengedepankan pertemuan fisik saya harap bisa berumur panjang dan terus didukung oleh berbagai pihak. Karena Festival seperti ini merupakan tempat terjadi pertemuan ide, pemahaman, dan pertukaran antarpelaku industri film pendek,” pungkas Edo Wulia.Zor