Potong Tumpeng - STT Manik Karana Desa Adat Karangsari, Desa Suana merayakan Puncak HUT ke-40 yang ditandai dengan pemotongan Tumpeng, Sabtu (13/8) malam.

Meriah Bertabur Band, Peringati HUT ke-40 STT Manik Karana Desa Adat Karangsari

Bagikan

KLUNGKUNG, DiariBali-
Suasana meriah tak seperti biasanya berlangsung di balai banjar Desa Adat Karangsari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Pasalnya Sekaa Teruna-Teruni (STT) Manik Karana merayakan puncak HUT ke-40 pada Sabtu (13/8) malam.

Perayaan ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Pj. Perbekel Desa Suana, I Nyoman Suarta bersama Ketua STT Manik Karana, I Komang Wikrama, dan Ketua Panitia HUT, I Wayan Beni Juniana.

Puncak HUT dimeriahkan oleh artis penyanyi Bali, yaitu Yan Sri Kandi, Mercy Band, dan band lokal Nusa Penida, Mesmia, serta Den Tommy. Perayaan HUT juga dipentaskan sejumlah tarian Bali yang dibawakan oleh para anggota STT Manik Karana. Seperti, Tari Burat Wangi, Merak Angelo, Sekar Cempaka, dan Tari Kebyar Duduk persembahan peserta KKN dari UNH I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

Ketua STT Manik Karana, I Komang Wikrama, mengatakan bahwa HUT yang digelar ini bertujuan untuk memecah kejenuhan para anggota STT Manik Karana Karangsari. Sebab, terakhir digelarnya HUT yaitu pada tahun 2016 silam. Ada beberapa harapan yang ingin dicapai pada HUT kali ini. Secara umum, ingin menghibur masyarakat di wewidangan Desa Adat Karangsari, dan ingin ingin mempersatukan kembali seluruh anggota STT Manik Karana yang berjumlah 220 orang. Sehingga akan lebih kompak untuk berpartisipasi mendukung program Desa Adat Karangsari. Bagaimana pun juga, para yowana adalah generasi penerus untuk kemajuan Desa Adat Karangsari ke depannya.

“Progres ke depannya kami akan membuat sebuah perlombaan merias, sehingga kami mampu menggali potensi-potensi yang ada pada setiap individu para anggota STT Manik Karana. Di sana nanti memberikan pelatihan gratis bagi para pemenang, sehingga nanti banyak anggota STT Manika Karana yang bisa mengabdikan potensi yang mereka miliki untuk Desa Adat Karangsari tercinta, ujar Komang Wikrama.

Jro Bendesa Adat Karangsari, I Wayan Wiranata mengucapkan selamat HUT ke-40 STT Manik Karana. Diungkapkan, nama Manik Karana yang dipakai oleh STT terdahulu memiliki makna yang religius. Dimana, Manik berarti benda kecil yang sangat disakralkan, sedangkan Karana artinya suka berkarya. Sehingga, Manik Karana berarti sekumpulan anak-anak muda yang tergabung dalam STT yang suka berkarya dan berinovasi.

Pada kesempatan ini, STT Manik Karana diharapkan terus menunjukkan jati dirinya melalui kreativitas sebagai penerus Desa Adat Karangsari. Jati diri tersebut harus ditunjukkan berdasarkan konsep Tri Hita Karana untuk kehidupan yang harmonis. Baik antar sesama, dengan lingkungan, maupun dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Dengan usia yang sangat dewasa ini, mudah-mudahan STT Manik Karana bisa menunjukkan kreativitas dan terus bekerjasama dengan Desa Adat Karangsari. Sehingga Desa Adat Karangsari terus bersatu, aman, tenteram dan sejahtera,” harapnya.

Sementara itu, Pj. Perbekel Desa Suana, I Nyoman Suarta, berharap di HUT-nya yang ke-40 ini, STT Manik Karana Karangsari bisa terus berkiprah dan berkreativitas untuk kemajuan Desa Dinas Suana. Sebab, dalam kegiatan apapun pada awal proses pembangunan akan tetap melibatkan STT. Bahkan, dalam mengeksekusi pelaksanaan kegiatan di Desa Dinas Suana akan tetap melibatkan STT. Dengan demikian, STT Manik Karana Karangsari bisa lebih aktif dalam pembangunan di Desa Dinas Suana.

I Nyoman Suarta, mengakui dalam penerapan pelaksanaan konsep Tri Hita Karana, STT Manik Karana sudah melaksanakannya dengan baik. Dalam parahyangan misalnya. STT Manik Karana telah aktif ngayah “mareresik” di Pura Kahyangan. Begitu juga rutin melaksanakan persembahyangan bersama pada Rahina Purnama dan Tilem.

Begitu juga dalam konsep pelemahan, yang aktif melakukan kebersihan lingkungan di wewidangan Desa Suana, khususnya di wewidangan Desa Adat Karangsari. Dalam konsep pewongan, STT Manik Karana juga aktif mengikuti dan melaksanakan penyuluhan terkait narkoba, minuman keras, HIV AIDS, dan terus meningkatkan kualitas SDM dengan menempuh pendidikan tinggi di berbagai perguruan tinggi di Bali maupun di luar Bali.

Serangkaian puncak HUT ke-40, telah digelar sejumlah kegiatan lomba. Diantaranya, jalan santai, lomba balap karung, lomba mancing, permainan tradisional gale-gale, lomba merias, makan krupuk, balon berpasangan, dan lainnya yang melibatkan seluruh anggota dan krama Desa Adat Karangsari. (rls)