PIM dan PPI Berbagi di Desa Kenderan

BERBAGI-PIM dan PPI Provinsi Bali mebagikan bahan kebutuhan pokok dan makanan jadi di Banjar Kenderan, Desa Kenderan, Tegalalalang, Gianyar, Sabtu (14/8).
Bagikan

“PIM membagikan paket makanan jadi, sedangkan PPI membagikan paket bahan kebutuhan pokok mentah. Kegiatan ini salah satu cakupan Sinergi Pang Pada Payu (SIP3) di Desa Kenderan”.

GIANYAR-DiariBali

Dua organiasasi yang tergabung dalam program Sinergi Pang Pada Payu (SIP3) yakni, Perempuan Pemimpin Indonesia (PPI) dan Perempuan Indonesia Maju (PIM) Provinsi Bali menggelar kegiatan bersama sebagai wujud simpati kepada masyarakat Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Jaba Puri Kenderan, Sabtu (14/8) tersebut, PPI membagikan puluhan paket bahan kebutuhan pokok, sedangkan PIM membagikan paket makanan siap santap. Berdasarkan pantuan media ini, warga terlihat antusias menerima tali kasih dari perempuan-perempuan panutan tersebut. Protokol kesehatan (prokes) juga diterapkan dengan disiplin.

Pengurus PIM Provinsi Bali, AA Ayu Rai Wahyuni menjelaskan, tujuan membagikan makanan sehat secara gratis ini untuk meringankan beban masyarakat Kenderan yang terdampak Pandemi Covid-19. “Kami dibantu oleh UMKM yakni Warung Men Goben dan Hotel Neo Denpasar. Semoga bisa membantu masyarakat,” harapnya.

Sekertaris PPI Provinsi Bali, Irma Lumiga mengaku tergerak hatinya membantu masyarakat Kenderan yang dikemas dalam agenda besar SIP3. Menurut Irma, kegiatan ini hanya sebagian kecil dari tujuan besar menjadikan Kendera sebagai desa wisata dalam lima tahun ke depan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, lanjut dia, banyak hal yang harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, salah satunya membantu menggerakkan roda perekonomian warga setempat. “Karena saekarang pandemi, maka yang terpenting adalah membantu kebutuhan pokok masyarakat,” kata Irma Lumiga.

Ia berpendapat, Desa Kenderan punya potensi yang sangat besar, dari keindahan alam dan kekayaan budaya. Di desa yang dekat dengan destinasi wisata dunia, Ubud ini, terdapat sejumlah puri bersejarah, namun belum banyak diketahui masyarakat luas. Sehingga, dengan potensi ini, ia yakin Desa Kenderan akan menjadi primadona bagi wisatawan ke depan.

“Dalam lima tahun ke depan, dan seterusnya, kami bertujuan menciptakan desa Kenderan bersih, ramah lingkungan. Ini merupakan program PPI pusat dan daerah,” jelasnya sembari mengajak pihak lain turut berpartisipasi dalam visi sosial tersebut.

Koordinator SIP3 AA Ayu Ngurah Tini Rusmini Gorda, dalam kesempatan yang sama mengaku, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga Level IV saat ini menyebabkan sejumlah program SIP3 di Desa Kenderan, khususnya yang bertemu langsung dengan masyarakat terpaksa ditunda.

Karenanya, ia menggencarkan kegiatan berbagi selama PPKM berlangsung. Selaini itu, kegiatan berupa penelitian dan pengabdian yang tidak berpotensi menciptakankan kerumunan tetap digelar. “Selain berbagi sembako dan makanan, hari ini (Sabtu 14 Agustus-red) juga berlangusng kegiatan penelitian oleh adik-adik Universitas Mahasaraswati, dan pengabdian Eco Temple oleh adik-adik KBHD Universitas Pendidikan Nasional,” jelas pemilik sapaan karib Gung Tini tersebut.

Sebagai perempuan tangguh, Gung Tini meminta organisasi yang tergabung dalam SIP3 untuk tidak menyerah. Saat ini, katanya, sudah tidak relevan memperdebatkan PPKM diperpanjang atau tidak. Yang terpenting, bagaimana menyukseskan program yang sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru, misalnya menerapkan prokes secara ketat saat berkegiatan.

Kerja sama SIP3, masih menurut Gung Tini, telah ditandatangani dengan Kepala Desa Kenderan sejak 21 April 2021 dengan tema “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Tema ini menyesuaikan dengan peringatan Hari Kartini yang bertujuan menciptakan Bali Rahayu, Indonesia Tangguh.

Sementara itu, Kepala Desa atau Perebekel Kenderan I Dewa Gede Jaya Kusuma merasa berbahagia karena program SIP3 memberikan dampak yang luar biasa bagi desa yang dimpimpinnya. Apalagi, bantuan berupa bahan kebutuhan pokok sangat dibutuhkan oleh warganya dari kelompok pra sejahtera.

Terkait penanganan Covid-19 di desanya, Jaya Kusuma mengaku masih bisa dikendalikan. “Memang ada beberapa warga kami yang terkonfirmasi Covid-19, namun bisa dekendalikan karena jumlahnya tidak banyak. Astungkara,” pungkas dia. TAS/TIM