Mengenal Pura Anggreka Sari Stana Dewi Sri dan Dewi Rambut Sedana

IMG-20211021-WA0026
Areal pura dengan terlihat pohon besar anggrek geringsing yang lebat dan pepohonan yang berbulu halus sejenis pohon ambulu

“Pura Anggreka Sari Diyakini Untuk Mohon Restu Agar Dikaruniai Cukup Sandang Pangan dan Murah Rejeki”

AMLAPURA-Diari Bali
Karangasem yang terletak di ujung timur pulau Bali banyak menyimpan tempat-tempat spiritual hingga pura-pura besar dapat dijumpai di wilayah ini.

Pura Besakih sebagai huluning Bali juga terletak di kabupaten yang berjuluk “Bumi Lahar” hingga pura Lempuyang dan Sad Kahyangan Andekasa berada di sini.

Salah satu pura yang memiliki nilai magis dan tempat melakukan meditasi yang baik dapat juga dijumpai di Kabupaten ini. Adalah Pura Anggreka Sari, yang diyakini masyarakat merupakan stana Dewi Sri dan Dewi Rambut Sedana.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Dewi Sri dan Dewi Rambut Sedana adalah lambang kemamuran secara material maupun spiritual.
Pura ini berlokasi di Banjar Dinas Batugunung, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem ini diyakini warga sekitar sebagai tempat memohon anugerah agar dikaruniai cukup sandang, pangan dan mudah mendapatkan rejeki.

Pura ini terletak sebelah utara pura Dalem Dasar Lempuyang. Menariknya, pada areal pura ini terdapat sebuah batu berukuran besar menyerupai celengan alami (batu peti) yang telah disucikan sebagai pelinggih Bhatara Rambut Sedana.

Jro Mangku Putu Pena Sudiantara saat memberikan penjelasan singkat mengenai Pura Anggreka Sari

Batu besar sebesar jineng (lumbung) yang di atasnya tumbuh anggrek geringsing nan lebat dan pepohonan berbulu halus sejenis pohon ambulu, tetapi daunnya jauh lebih kecil dan telah disucikan sebagai pelinggih Ida Bhatari Sri.

BACA JUGA:  Pembukaan Denfest ke-17 Ditandai dengan Inaugurasi Surya Candra

Jro Mangku Putu Pena Sudiantara menerangkan bagi umat hindu yang akan membangun tempat suci disarankan agar nglungsur tirta dari pura ini guna mohon restu agar dikaruniai cukup sandang pangan dan murah rejeki.

“Bagi umat hindu yang akan membangun parhyangan / pemerajan, Sanggah, Pura Ibu, Ulunsuwi, Ulundanu dan lainnya, maka pada waktu ngelinggihang Bhatara Rambut Sedana dan Bhatari Sri, disarankan mendak/nuwur tirta di Pura Anggreka Sari, ” terangnya saat ditemui di jaba pura Rabu (20/10/2021).

Sudiantara menambahkan, dari letak batu dan ukurannya tersebut menyimpan pesan dan simbol.
Simbol tersebuy bukan tanpa tujuan, melainkan banyak makna yang terkandung didalamnya.

Menurutnya, simbol tersebut mengandung kesan bahwa kehidupan itu unik dan tidak semua dapat diterjemahkan oleh pikiran, kemampuan pikiran relatif terbatas.
Ada yang lebih utama yang perlu dikembangan adalah potensi diri tersembunyi yang ada didalam hati kita. “Kembangkanlah dengan penuh kesadaran dan cinta maka kehidupan ini akan menjadi lebih menyenangkan,” ucap Mangku Sudiantara.

Lebih jauh Sudiantara menambahkan nilai spiritual yang didapati di pura ini bahwa setiap manusia dalam menapaki kehidupan dari sejak dilahirkan, tumbuh dewasa, memasuki kehidupan berumah tangga, kemudian mengasingkan diri dari keterikatan duniawi (wanaprasta) sampai akhirnya berharap mencapai kamoksan, selalu didahului dengan persiapan dan perjuangan, baik secara material maupun spiritual. (Van)