Dukung Ketahanan Pangan Nasional Petani Didorong Gunakan Electrifying Agriculture

Perkebunan hidroponik menggunakan mesin berbasis Listrik.

Denpasar, Diari Bali-
PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali terus melakukan terobosan khususnya untuk membantu pelaku usaha sektor pertanian maupun peternakan dalam menggenjot hasil panen dengan menekan biaya produksi, salah satunya dengan mendorong pelaku usaha di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan untuk memaksimalkan penggunaan listrik guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahanya melalui program ‘Electrifying Agriculture’ untuk mendukung ketahanan pangan Nasional.

Saat ini Bali memiliki potensi pelanggan pada sektor usaha – usaha tersebut yang dapat dimigrasikan dari penggunaan diesel ke penggunaan listrik. Potensi inilah yang sedianya ingin dioptimalkan oleh PLN UID Bali.

Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN UID Bali, I Made Suamba dalam keterangan persnya, Selasa (27/04) mengatakan bahwa untuk mendukung ketahanan pangan nasional, PLN sejak Februari lalu telah meluncurkan program Electrifying Lifestyle bekerja sama dengan Bank BRI dan Mandiri untuk pembiayaan bagi pelaku usaha di bidang pertanian, perikanan perkebunan dan peternakan.

“Pelaku usaha yang memiliki kendala terhadap permodalan untuk beralih dari mesin diesel ke listrik, bisa mengajukan pinjaman untuk pembiayaan usahanya sebesar Rp 250 juta hingga 300 juta atau pinjaman skala kecil sebesar Rp 20 juta” ungkap Suamba.

Dengan penggunaaan Electrifying Agriculture, lanjut Suamba, banyak keuntungan yang diperoleh dengan bermigrasi dari mesin diesel ke listrik yakni efisiensi dengan menekan biaya produksi hingga 50%.

Selain itu mesin listrik tidak menghasilkan polusi udaha, polusi suara serta tidak ada limbah oli seperti mesin diesel sehingga lebih ramah lingkungan. “Telah dibuktikan bahwa hasil produksi dari mesin listrik ini lebih baik karena motor listrik lebih stabil,” jelas Suamba.

Senada dengan Suamba, Bayu, pemilik perkebunan hidroponik terintegrasi dengan kolam lele di Singaraja telah membuktikan bahwa dengan beralih ke mesin berbasis listrik usahanya lebih produktif. Berkat pasokan listrik yang andal, hasil panennya lebih stabil dan biaya produksi dapat ia tekan.

Ia berharap pasokan dari PLN tetap andal untuk membantu meningkatkan kapasitas usahanya.

“Saat ini pembelian bahan bakar subsidi sudah semakin dibatasi, sehingga semakin sulit bagi kami untuk memperoleh sumber bahan bakar. Dengan migrasi ke listrik, selain biaya lebih murah, kepastian pasokan listrik selama 24 jam dijamin oleh PLN,” ucap Bayu. (Red)