Desa Adat dan Krama Diajak Ngrastiti Bhakti

Pelaksanaan ritual Panca Segara Hulu Teben.

“Tak cukup menggelar ritual saja dalam memohon agar pandemi Covid-19 berakhor, Pemerintah Provinsi Bali juga mengajak Desa Adat beserta Krama Adat untuk bersama ngrastiti bhakti memohon keselamatan dan wabah Covid segera berakhir”

DENPASAR – DiariBali
Bersamaan dengan dilaksanakan Aci Pakelem Hulu-Teben di Panca Sagara pada hari Sabtu (7/8/2021), salah satunya bertujuan untuk memohon kepada Hyang Widhi Wasa maraga Ida Bhatara Baruna agar saluwiring lara merana gering agung COVID-19 cepat dikembalikan ke asalnya, beserta dampak yang menyertainya segera diakhiri, sehingga tatanan kehidupan Krama Bali bisa berjalan normal kembali.

Selain ritual Panca Segara yang digelar Pemprov. Bali, Desa Adat diharapakan melaksanakan ritual ngrastiti bakti nunas ica di Pura Kahyangan Jagat/Dang Kahyangan serta Kahyangan Desa yang ada di Wewidangan Desa Adat masing-masing, sedangkan Krama Desa Adat melaksanakan ngrastiti bakti nunas ica di Sanggah/Merajan/Pura Paibon/Pura Panti/Pura Dadia masing-masing.

Maka upacara bhakti Aci Pakelem yang dilaksanakan sebagai wujud implementasi dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan upacara Segara Kertih dan Dhanu Kertih yang didukung penuh oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat ini diharapkan kepada seluruh Desa Adat se-Bali serta masing-masing keluarga Krama Adat Bali turut serta maayu-ayu secara serentak melaksanakan kegiatan ngrastiti bakti nunas ica dengan ngaturang banten aled rasa bakti sakasidan (sesuai kemampuan/ keiklasan masing-masing).

Setelah Upacara Ngrastiti Bhakti Nunas Ica selesai dilaksanakan, Ida Bhatara maraga Tirta Pangrapuh Jagat yang sudah dituur oleh masing-masing Desa Adat serta masing-masing Krama Desa Adat selanjutnya katedunang, raris kasiratang ke seluruh palinggih dan wewidangan Desa Adat sampai ke seluruh pekarangan rumah atau kantor.

Tirta juga kasiratang dan katunas masing-masing Krama Desa Adat.
Selanjutnya, Tirta Pangrapuh Jagat yang kalinggihang/kajejerang ring Pura Kahyangan Jagat/Pura Jagatnatha/Pura Puseh/Pura Desa rauh ring Sanggah/Pamrajan agar tidak dihabiskan. Sehingga bisa katunas setiap hari oleh seluruh Krama dan/atau seluruh anggota keluarga Krama agar Krama Bali setata kaswecanan kapaica kenak sadya rahayu.

Bila Tirta Pangrapuh Jagat tinggal sedikit, bisa diperbanyak lagi dengan tata cara sebagai berikut : a. Matur piuning dengan sarana banten/canang sakasidan (semampu dan seikhlasnya). b. Siapkan toya ning/toya anyar sukla dengan wadah yang juga sukla, lalu tuangkan Tirta Pangrapuh Jagat ini ke dalam toya ning/toya anyar, jangan justru sebaliknya, karena Tirta ini tan wenang kaungkulan

Selanjutnya, c) Linggihang kembali Tirta Pangrapuh Jagat di palinggih semula (di Sanggar Surya/Padma atau Kamulan di Rong Tengah). d. Tirta Pangrapuh Jagat kajejerang sampai 42 hari (abulan pitung dina), kasineb pada hari Minggu (Redite Pon, Kulantir), 19 September 2021.

Penulis: Budiarta
Editor: OkaPemprov. Gelar Ritual di Panca Segara, Desa Adat Fokus Tri Kayangan

DENPASAR,balipuspanews.com – Bersamaan dengan dilaksanakan Aci Pakelem Hulu-Teben di Panca Sagara pada hari Sabtu (7/8/2021), salah satunya bertujuan untuk memohon kepada Hyang Widhi Wasa maraga Ida Bhatara Baruna agar saluwiring lara merana gering agung COVID-19 cepat dikembalikan ke asalnya, beserta dampak yang menyertainya segera diakhiri, sehingga tatanan kehidupan Krama Bali bisa berjalan normal kembali.

Selain ritual Panca Segara yang digelar Pemprov. Bali, Desa Adat diharapakan melaksanakan ritual ngrastiti bakti nunas ica di Pura Kahyangan Jagat/Dang Kahyangan serta Kahyangan Desa yang ada di Wewidangan Desa Adat masing-masing, sedangkan Krama Desa Adat melaksanakan ngrastiti bakti nunas ica di Sanggah/Merajan/Pura Paibon/Pura Panti/Pura Dadia masing-masing.

Maka upacara bhakti Aci Pakelem yang dilaksanakan sebagai wujud implementasi dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan upacara Segara Kertih dan Dhanu Kertih yang didukung penuh oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat ini diharapkan kepada seluruh Desa Adat se-Bali serta masing-masing keluarga Krama Adat Bali turut serta maayu-ayu secara serentak melaksanakan kegiatan ngrastiti bakti nunas ica dengan ngaturang banten aled rasa bakti sakasidan (sesuai kemampuan/ keiklasan masing-masing).

Setelah Upacara Ngrastiti Bhakti Nunas Ica selesai dilaksanakan, Ida Bhatara maraga Tirta Pangrapuh Jagat yang sudah dituur oleh masing-masing Desa Adat serta masing-masing Krama Desa Adat selanjutnya katedunang, raris kasiratang ke seluruh palinggih dan wewidangan Desa Adat sampai ke seluruh pekarangan rumah atau kantor.

Tirta juga kasiratang dan katunas masing-masing Krama Desa Adat.
Selanjutnya, Tirta Pangrapuh Jagat yang kalinggihang/kajejerang ring Pura Kahyangan Jagat/Pura Jagatnatha/Pura Puseh/Pura Desa rauh ring Sanggah/Pamrajan agar tidak dihabiskan. Sehingga bisa katunas setiap hari oleh seluruh Krama dan/atau seluruh anggota keluarga Krama agar Krama Bali setata kaswecanan kapaica kenak sadya rahayu.

Bila Tirta Pangrapuh Jagat tinggal sedikit, bisa diperbanyak lagi dengan tata cara sebagai berikut : a. Matur piuning dengan sarana banten/canang sakasidan (semampu dan seikhlasnya). b. Siapkan toya ning/toya anyar sukla dengan wadah yang juga sukla, lalu tuangkan Tirta Pangrapuh Jagat ini ke dalam toya ning/toya anyar, jangan justru sebaliknya, karena Tirta ini tan wenang kaungkulan

Selanjutnya, c) Linggihang kembali Tirta Pangrapuh Jagat di palinggih semula (di Sanggar Surya/Padma atau Kamulan di Rong Tengah). d. Tirta Pangrapuh Jagat kajejerang sampai 42 hari (abulan pitung dina), kasineb pada hari Minggu (Redite Pon, Kulantir), 19 September 2021.(Tim)