Ketua Yayasan Bali Bersama Bisa, I Wayan Sunya Antara (paling kanan)

Bali Bersama Bisa Berikan Layanan Kesehatan Mental Tanpa Biaya

Bagikan

BADUNG, diaribali.com – Yayasan Bali Bersama Bisa memberikan akses layanan perawatan kesehatan mental bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Bali secara cuma-cuma alias gratis.

Layanan yang diberikan seperti kesehatan mental, termasuk program konseling rawat jalan, psikiater, psikolog, terapi, kelompok dukungan sebaya, bantuan pangan dan program pendidikan/pelatihan, yang melayani berbagai kebutuhan.

Bali Bersama Bisa juga secara aktif terlibat dengan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran, mengurangi stigma, dan mempromosikan pendidikan kesehatan mental melalui kelompok dukungan, lokakarya, dan berbagai acara rutin

Ketua Yayasan Bali Bersama Bisa, I Wayan Sunya Antara mengatakan, Bali Bersama Bisa merupakan komunitas dari penggabungan 10 lembaga swadaya masyarakat yang ada di Bali.

“Kami menyediakan tempat aman untuk bercerita terkait kesulitan yang dialami. Kalau di luar mereka sulit menemukan tempat aman, di sini kami akan mendengarkan keluhan tanpa memberikan stigma,” kata Bimbim, Sabtu (20/4/2024) di Dalung.

Dalam program konseling psikologis Yayasan Bali Bersama Bisa memberikan penanganan untuk 4 klien di bulan Oktober dan November, 6 klien di bulan Desember 2023.

Di bulan Januari 2024 sebanyak 6 klien, Februari 25 klien, Maret 82 klien, dan April terdapat 200 klien dan masih terus berlanjut.
“Selain itu, kami memberikan penanganan rawat jalan selama 28 hari,” jelas Bimbim

Penasihat Yayasan Bali Bersama Bisa dr. I Gusti Rai Wiguna SpKJ menjelaskan, gangguan mental bisa dialami oleh siapapun, mulai usia balita, remaja, dewasa hingga lansia.

Dalam periode Oktober 2023 hingga April 2024, Yayasan Bali Bersama Bisa mencatat jumlah klien yang melakukan konseling psikologis meningkat dari waktu ke waktu.

“Gangguan kesehatan mental ini tidak mengenal batasan usia, yang datang dan mendapatkan pelayanan dari kami lebih dominan usia dewasa, 21 tahun ke atas,” kata Rai Wiguna melalui saluran daring.

Menurut Rai Wiguna, faktor pemicu yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan mental sangat kompleks. Dalam fase tertentu, seseorang bisa berada dalam situasi yang membutuhkan dukungan.

“Jika tidak ada kontrol diri sangat berisiko mengalami gangguan kesehatan mental, dan itu harus ada dukungan dari lingkungan sekitar,” pungkasnya. Zor